Minggu, 24 Januari 2010

SOAL PENGGANTI SISWA YANG TIDAK MASUK MINGGU - 4 JAN 2010

1. Suatu bensin murni memiliki nilai oktan 80. Hal ini berarti bahwa bensin tersebut mengandung ....
a. 20% isooktana
b. 20% n-heptana
c. 80% n-heptana
d. 20% n-heptana dan 80% isooktana
e. 20% isooktana dan 80% n-heptana
2. Bensin nilai oktan 90 pembakarannya kurang baik dibanding bensin yang nilai oktannya 95, karena ….
a. kandungan n-heptananya terlalu besar
b. mengandung isooktana hanya 90%
c. kandungan antiknockingnya terlalu banyak
d. pembakarannya setara dengan bensin yang nilai oktannya di atas 95
e. pembakarannya belum setara dengan pembakaran 95% isooktana
3. Sebagai bahan bakar, diantara bensin berikut yang efisiensi pembakarannya paling tinggi adalah ….
a. premium
b. bensin murni
c. premix
d. pertamax
e. pertamax plus
4. Data hasil penyulingan bertingkat minyak bumi sebagai berikut :
No. Jumlah atom C Titik didih oC
1. 1-2 <40 2. 5-10 40-180 3. 11-12 160-250 4. 13-25 220-350 5. 26-28 > 350
Fraksi yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor ditunjukkan oleh nomor ....
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
5. Di bawah ini adalah struktur salah satu isomer dari senyawa heksena :
CH2-C(CH3)2CH2CH3 Nama yang benar menurut IUPAC adalah ....
a. 2,2-dimetil-1-butena
b. 2,2-dimetil-2-butena
c. 2,2-metil propena
d. 2,3-dimetil-2-butena
e. 2,3-dimetil-2-butena
6. Nama yang tepat dari rumus struktur berikut adalah ….
CH3CH2C(CH3)(OH)CH2CH3
a. 3-metil-3-pentanol
b. 2-etil-2-butanol
c. 3-etil-3-pentanol
d. 2,2-dietil-2-pentanol
e. 2,2-dietil-2-butanol
7. Pasangan senyawa berikut yang berisomer fungsi adalah ....
a. CH3CH2COCH3 dan CH3CH2CH2O
b. CH3CH2COOH dan CH3CH2COCH3
c. CH3CH2CH2CH2OH dan CH3CH2CH2CHO
d. CH3CH2OCH2CH3 dan CH3CH2COCH3
e. CH3CH2CH2CHO dan CH3CH2OCH2CH3
8. Senyawa karbon berikut yang mempunyai isomer optik adalah ....
a. C3H6O3
b. C3H6O
c. C3H6O2
d. C3H8O
e. C3H8O3
9. Berikut ini bahan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari :
1. polivinil klorida
2. kloroform
3. isoprena
4. karbon tetraklorida
Pasangan senyawa yang tergolong haloalkana ialah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
10. Senyawa di bawah ini yang menyebabkan lapisan ozon berlubang adalah ....
a.CCl4
b.CHCl3
c.C2H2Cl3F
d.C2H4
e.CCl2F2
11. Reaksi adisi dari propena dengan HBr menghasilkan ....
propil bromida
a. 1 - bromo propana
b. 2 - bromo propana
c. 2 - dibromo propana
d. 3 - bromo propana
12. Bila (CH3)2C=CHCH3 diadisi dengan HCl akan menghasilkan ….
a. 2 - klor 3 - metil butana
b. 3 - klor 3 - metil butana
c. 3 - klor 2 - metil butana
d. 2 - klor 2 - metil butana
e. 1 - klor 2 - metil butana
13. Dari reaksi adisi CH3CCH + HCl à CH3CCH2(Cl). Nama senyawa yang dihasilkan adalah ….
a. 2 - kloro - 2 - propena
b. 2 - kloro - 3 - propena
c. 2 - kloro -1 - propena
d. monokloro - 1 - propena
e. monokloropropena
14. Dari reaksi berikut yang merupakan reaksi eliminasi adalah ....
a. CH2 = CH - CH3 + HBr CH3 + AgOH CH3 - CHBr - CH3
b. CH3 - CHCl - CH3 AgOH CH3 - CH3 + AgCl
c. C2H5 - Cl + C3H7 - O - Na C3H7 - O - C2H5 + NaCl
d. CH3 - CH2 - CH2 - OH CH3 - CH = CH2 + H2O
e. CH3 = CH2 + Cl2 CH3 - CHCl - CH2Cl
15. Oksidasi dari 2-propanol akan menghasilkan ....
a. CH3 O CH3
b. CH3 C CH3
c. CH3COOH
d. CH3CHO
e. CH3COCH3
16. Di antara reaksi di bawah ini yang tergolong polimerisasi adalah ....
a. C2H4 + Br2 C2H4Br2
b.C2H5OH + Na C2H5ONa + H2
c. C2H4O + H2 C2H6O
d. 3C2H2 C6H6
e.C2H5OH + H2SO4 C2H4 + H2O + H2SO4
17. Suatu senyawa dengan rumus molekul C3H6O, bila direaksikan dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata. Senyawa tersebut adalah ....
a. 1- propanol
b. 2- propanol
c. propanon
d. propanal
e. propanoat
18. Ester yang diperoleh pada reaksi antara CH3CH2CH2COOH dan CH3CH2OH dalam H2SO4 pekat adalah ....
a. etil asetat
b. etil butirat
c. butil asetat
d. propil asetat
e. propil butirat
19. Suatu senyawa karbon mempunyai rumus empiris CH2O. Masa molekul relatifnya 60. Senyawa ini dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Senyawa tersebut mempunyai gugus fungsi ....
a. – OH
b. – O –
c. – CHO
d. – CO –
e. – COOH
20 Suatu turunan benzena mengandung satu gugus – OH dan tiga – Br. Nama yang tepat untuk senyawa tersebut adalah ....
a. tribromo fenol
b. 2, 3, 5-tribromo hidrokso benzena
c. 2, 3, 5-tribromo fenol
d. 2, 4, 6-tribromo hidrokso benzena
e. 2, 4, 6-tribromo fenol
21. Senyawa turunan benzena yang berguna sebagai zat antiseptik adalah ....
a. anilin
b. fenol
c. toluena
d. nitro benzena
e. asam benzoat
22. Perhatikan tabel di bawah ini :
No. Polimer Monomer Jenis polimerisasi
1. Amilum glukosa adisi
2. Protein asam amino kondensasi
3. Polietilen propena adisi
4. Karet alam isoprene kondensasi
5. PVC vinil khlorida kondensasi
Berdasarkan data di atas pasangan yang paling tepat dari ketiga komponen tersebut adalah ....
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
23. Monomer dari polimer berikut adalah ….
-NHCH(CH3)CONHCH(CH3CO-
a. CH3CH(NH2)COOH
b. CH2(NH2)CH2COOH
c. NH2(CH2)2COOH
d. (CH2)2NH2COOH
e. NH2COOHCH2CH3
24. Pasangan polimer di bawah ini yang termasuk polimer alam adalah ....
a. nilon dan PVC
b. amilum dan politena
c. DNA dan selulosa
d. teflon dan protein
e. polistiren dan DNA
25. Karet alam merupakan polimer dari ....
a. propena
b. 1-butena
c. propadiena
d. 1,3- butadiena
e. 2-metil-1,3-butadiena
26. Ion zwitter bersifat amfoter. Hal ini disebabkan oleh ….
a.terdapatnya ion ganda
b.adanya gugus –NH2 dan –OH
c.kandungan kation dan anion
d.adanya ion yang bersifat asam dan basa
e.terdapatnya – NH3+ dan – COO–
27. Uji protein terhadap ikatan peptida dan inti benzena adalah ....
a. xantoproteat dan timbal asetat
b. timbal asetat dan Fehling
c. Fehling dan xantoproteat
d. Tollens dan Fehling
e. biuret dan xantoproteat
28. Glukosa dapat mereduksi larutan Fehling, karena mengandung gugus ....
a. – OH
b. – CO
c. – COO
d. – CHO
e. – CH2OH
29. Lemak dan minyak merupakan suatu ester dan bersifat non polar. Berikut yang tergolong lemak/minyak adalah ....
a.diolein
b.etil stearat
c.butil linoleat
d.glikol trioleat
e.gliserol tripalmitat
30. Jika lemak direaksikan dengan NaOH(aq) akan menghasilkan ....
a.alkohol dan alkanoat
b.gliserol dan sabun
c.gliserida dan sabun
d.alkanoat dan gliserol
e.ester dan alkohol

Sabtu, 23 Januari 2010

BANGUN DENGAN BIJAKSANA

BANGUN, DENGAN BIJAKSANA
Seorang tukang kayu memutuskan untuk pensiun lebih cepat. Ia memberitahukan kepada kontraktor atasannya, bahwa ia telah lama bekerja dengan keras dan ingin sekali menikmati hidup bersama keluarganya dengan berhenti bekerja. Kontraktor itu menyesalkan keputusan si tukang kayu, dan bersedia meluluskan permintaan tersebut dengan syarat: tukang kayu harus dapat menyelesaikan satu pekerjaan baginya sebelum ia berhenti bekerja. Tukang kayu menyanggupi, meski sebenarnya ia kesal dengan syarat yang diajukan atasannya itu. Mau berhenti, malah diberi tugas tambahan, sungguh tak masuk akal.
Maka, dengan berat hati, ia pun bekerja semaunya, menyelesaikan pekerjaan yang diminta atasannya itu untuk membangun sebuah rumah. Semua dikerjakan sesuka hatinya. Ia berpikir, toh jika pekerjaan tidak sempurna, aku sudah akan berhenti bekerja baginya, dan ia tidak dapat memarahiku lagi. Ia memilih bahan bangunan yang murah, memasang tembok dengan tidak rapih, memuat kabel-kabel sekenanya, memasang pipa berkarat, atap dipasang asal-asalan, dan memasang pintu bekas yang dibelinya di pasar loak. Yang penting jadi, pikirnya dalam hati.
Rumah itu pun selesai dibangun. Kontraktor datang untuk mengecek pekerjaan terakhir si tukang kayu. Terlihat, rumah itu dibangun asal-asalan, berantakan, dan sedikit miring ke kiri karena pondasi yang tidak cukup kuat. Tukang kayu merasa, tugasnya sudah selesai, dan ia dapat segera berlibur dengan keluarganya.
Tak sabar, ia segera menyerahkan kunci rumah yang selesai dibangunnya itu kepada kontraktor. Tetapi, di luar dugaan, kontraktor justru menyerahkan kembali kuncinya kepada tukang kayu, seraya berkata: “Ini untukmu. Hadiah yang kusiapkan bagimu sebagai tanda perpisahan kita, karenanya aku meminta satu tugas akhir sebelum engkau pergi, untuk membuat satu rumah ini yang hendak kuberikan kepadamu.” Alangkah terkejutnya si tukang kayu. Jika saja ia tahu, bahwa rumah itu bakal menjadi miliknya, tentulah ia akan mengerjakan pembangunannya dengan lebih baik, lebih rapi, dan memilih bahan bangunan yang terbaik.

Sama halnya dengan kita. Tatkala kita MEMBANGUN KEHIDUPAN, sehari lepas hari, seringkali kita menaruh perhatian teramat sedikit, cenderung asal-asalan, dan segala hal yang tidak bermutu masuk ke dalam “BANGUNAN” hidup kita. Kemudian kita menemukan, bahwa semua yang kita lakukan itu ternyata untuk diri kita sendiri. Terperanjat dengan hasil yang kita terima; semuanya didapati dalam kondisi yang tidak bagus, karena kita berpikir kita melakukannya sebagai beban dan tidak berpikir manfaat bagi diri sendiri. Kita tidak berpikir membangun kehidupan ini untuk kebaikan, kenyamanan, dan kebahagiaan bagi diri sendiri. Dan sama dengan tukang kayu itu, kita hanya dapat menyesal dan tidak dapat memutar ulang proses pembangunan itu.

Saya teringat pesan ayah, “KEHIDUPAN adalah PROJECT, DO-IT-YOURSELF.” Perilaku kita dan pilihan-pilihan yang kita ambil hari ini, sangat menentukan bagaimana bentuk bangunan kehidupan kita esok hari. Karenanya, bangun dengan bijaksana dan tentukan pilihan-pilihan dengan bertanggungjawab.
Apa jadinya Anda nanti, ditentukan dari bagaimana Anda mengambil KEPUTUSAN hari ini. Sejauh mana, Anda menilai kehidupan Anda dan dengan bertanggungjawab memaksimalisasikan semua usaha yang Anda kerjakan untuk kehidupan Anda nanti. “Bangunan” kehidupan seperti apa yang sedang Anda rancang? Apa yang telah Anda masukkan ke dalamnya? Apakah semua bahan yang membentuk bangunan adalah berkualitas terbaik? Bagaimana meletakkan pondasinya agar kuat menopang?

Anda dapat mulai merestorasi “bangunan” kehidupan Anda dan membangunnya dengan lebih baik untuk tujuan kehidupan yang lebih bermanfaat:

1. BIJAK MENGAMBIL KEPUTUSAN.
Sebagai pemimpin, Anda tentu diharapkan dapat menentukan pilihan-pilihan, mengambil keputusan dengan bijaksana untuk menentukan bagaimana jadinya nanti “bangunan” yang Anda kerjakan sekarang. Dan, seperti Anda tahu, mengambil keputusan adalah inti dari kepemimpinan. Inilah yang sesungguhnya membedakan antara pemimpin yang biasa dengan pemimpin yang luarbiasa, yang membedakan pemimpin yang berhasil mencapai tujuan dengan pemimpin yang tidak saja berhasil mencapai tujuan tapi juga secara bersamaan membuat inovasi. Bangun dengan bijaksana, tentukan pilihan dengan keputusan cermat.

2. BIJAK MENENTUKAN TUJUAN.
Banyak orang gagal bukan karena tidak mampu, tetapi karena tidak memiliki tujuan yang jelas. Hidup tanpa tujuan, mengalir begitu saja seperti air, menikmati apa yang datang, mungkin lebih mudah. Tetapi masalahnya, hidup yang demikian tidak membawa hasil yang berarti. Bahkan air akan mencari tempat yang rendah. Orang seperti itu, mungkin di akhir kehidupannya di dunia, akan menggaruk kepala mereka dan bertanya, “Sesungguhnya, saya hidup untuk apa?”
Sebaliknya, mereka yang memiliki arah, dapat merefleksikan kehidupan mereka dengan puas, karena telah menemukan tujuan hidup dan mencapai hal-hal yang berarti.

*Anda harus memiliki TUJUAN JANGKA PANJANG, untuk menghindarkan Anda dari frustrasi karena kegagalan jangka pendek (Charles C. Noble).

*Tujuan adalah KUNCI SUKSES hidup. Dr. Ari Kiev (Cornell University)

Mengamati bahwa saat seseorang memutuskan mengonsentrasikan energinya untuk suatu tujuan yang spesifik, mereka mulai mengalahkan kesulitan yang paling berat sekali pun. Bangun dengan bijaksana, tentukan tujuan.

3. BIJAK BEBAS DARI KETERBATASAN.
Seringkali, pemikiran kita memiliki batasan-batasan. Seperti seekor lebah yang dimasukkan pada gelas tertutup, tiap kali ia terbang, mengenai tutup gelas dan merasakan sakitnya terbentur, ia kembali terbang rendah berputar-putar dalam gelas. Setelah berbulan-bulan dalam kondisi tersebut, lebah tidak berusaha lagi untuk terbang lebih tinggi daripada tutup gelas. Bahkan, bila tutup tersebut dibuka, tetap saja, lebah tidak akan terbang ke luar.
Seperti lebah itu, seringkali pemikiran kita dibatasi oleh “tutup-tutup” gelas kehidupan. Yang harus Anda lakukan adalah, terbanglah, meski terus terbentur berkali-kali, karena kita tidak pernah tahu kapan, “tutup-tutup gelas” telah terbuka dan kita bisa terbang bebas ke luar. Bangun dengan bijaksana, bebaskan diri dari keterbatasan.
Bagaimana jadinya hidup Anda nanti, ditentukan dari bagaimana Anda membangunnya hari ini. Jadi, bertanggung jawab menjalani hidup; bangunlah dengan bijaksana, karena semua usaha itu, pada akhirnya, dipersembahkan hanya untuk Anda.

Sumber: ESQ Magazine No. 03 / Th. 05 Feb 2009
Semoga bermanfaat...
Wassalam

Kamis, 21 Januari 2010

TIPS MENGATASI MALAS BELAJAR

Mengatasi Anak Malas Belajar
Seringkali para orang tua dan guru mengukum dan menghina anak yang malas. Hal ini menimbulkan rasa kurang puas pada anak, sang anak akan kehilangan kepercayaan diri dan runtuh kepribadiannya. Padahal kemalasan itu amat membutuhkan simpati, kasih sayang dan penanganan yang tepat. Untuk itu upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi anak malas belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Memberi Sentuhan pada Titik Peka Anak
Sebagai orang tua sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak. Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada akhirnya aanak akan menerima pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran anda untuk melakukan pendekatan kepada anak.

Membangkitkan Nilai Plus Anak
Satu pengharapan orang tua tentunya menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya.
Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa “tertantang” untuk berbuat sesuatu/melakukan sesuatu yang positif, anda dapat mengambil contoh dari tokoh film herois dan tokh dunia yang sukses. Anda dapat mengungkapkan, bahwa untuk menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan asal belajar.

Mengembangkan Cita-Cita Anak
Anda harus berperan aktif untuk mendorong anak agar memiliki cita-cita hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya. Cita-cita anak selalu berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Anda dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa drinya. Dengan terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik pad adiri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan perencanaan belajarnya

Menentukan Waktu Belajar Anak yang Tepat
Jika anak anda telah sadar dan tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan anda sia-siakan. Anda dapat mengarahkan dan menentukan kapan waktu belajar anak. Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain:
- Sesuai dengan keinginan anak
- Jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang
dominan pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya.
- Kondisi fisik dan psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah,
mengantuk,gangguan penyakit, rasa marah dan sebagainya

Mengembangkan Tujuan Belajar
Agar anak mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya, biasakan akan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.

Mengembangkan Cara-Cara Belajar yang Baik pada Anak
Gairah belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, anda perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Ana dapat mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar yang bai, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.

Mengembangkan rasa percaya diri anak
Sudah tentu menjadi suatu keharusan bagi anda untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat “dia mampu berbuat atau melakukan”. Sesuatu yang sulit dalam pelajaran mejadi tantangan untuk ditaklukkan dan utnuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan.
Disunting dari pendapat:
Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Jumat, 15 Januari 2010

KUOTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2010

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun didaerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
sertifikasi guru agar pesan Undang‐Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan
kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010.
KUOTA SERTIFIKASI :
Secara nasional kuota sertifikasi guru tahun 2010 adalah 200.000 orang
KUOTA PROPINSI :
No Propinsi Wajar Dikdas Dikmen Jumlah
1 DKI JAKARTA 6952 1653 8605
2 JAWA BARAT 25400 6033 31433
3 JAWA TENGAH 23647 5618 29265
4 DI. YOGYAKARTA 6637 1576 8213
5 JAWA TIMUR 28309 6726 35035
6 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 2476 590 3066
7 SUMATERA UTARA 6016 1431 7447
8 SUMATERA BARAT 5163 1227 6390
9 R I A U 2.877 684 3.561
10 JAMBI 2541 604 3145
11 SUMATRA SELATAN 5575 1324 6899
12 LAMPUNG 5334 1268 6602
13 KALIMANTAN BARAT 1833 447 2330
14 KALIMANTAN TENGAH 822 196 1018
15 KALIMANTAN SELATAN 3412 812 4224
16 KALIMANTAN TIMUR 1907 453 2360
17 SULAWESI UTARA 2947 699 3646
18 SULAWESI TENGAH 1915 456 2371
19 SULAWESI SELATAN 7701 1815 9516
20 SULAWESI TENGGARA 2582 613 3195
21 MALUKU 1502 359 1861
22 B A L I 2671 634 3305
23 NUSA TENGGARA BARAT 1805 430 2235
24 NUSA TENGGARA TIMUR 1692 403 2095
25 PAPUA 604 150 754
26 BENGKULU 1386 329 1715
27 MALUKU UTARA 393 95 488
28 BANTEN 3834 913 4747
29 BANGKA BELITUNG 621 148 769
30 GORONTALO 962 228 1190
31 KEPULAUAN RIAU 906 221 1127
32 KALIMANTAN BARAT 1883 447 2330
33 KALIMANTAN TENGAH 822 196 1018
161.594 38.406 200.000
RUMUS PERHITUNGAN KUOTA KABUPATEN/KOTA :
Rumus perhitungan kuota kabupaten/kota adalah sebagai berikut.
KK =GK : GP x KP
KK = jumlah kuota kabupaten/kota
GK = jumlah guru kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan
GP = jumlah guru provinsi yang memenuhi persyaratan
KP = jumlah kuota provinsi
Contoh:
Jumlah guru di Kabupaten “AB” = 11.516 guru
Jumlah guru di Provinsi “A” sebesar = 55.526 guru
Jumlah kuota Provinsi “A” tahun 2010 = 4.214 guru
Maka kuota untuk Kabupaten “AB” dapat dihitung sebagai berikut :
KKAB = 11.516 : 55.526 x 4.214= 874
Jadi kuota untuk Kabupaten “AB” tahun 2010 adalah 874 guru,
terdiri atas:
a. Kuota guru PNS maksimal = 85% x 874 = 743 guru
b. Kuota guru bukan PNS minimal = 15% x 874 = 131 guru
Rumus perhitungan kuota guru pendidikan dasar (TK, SD, SMP),SLB dan pengawas dikdas tiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
KGPD = KK X GPD : GK
Rumus perhitungan kuota guru pendidikan menengah (SMA, SMK) tiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
KGPM = KK X GPM : GK
KK = jumlah kuota kabupaten/kota
GK = jumlah guru kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan
GPD = jumlah guru pendidikan dasar, guru SLB dan pengawas dikdas kabupaten/kota yang
memenuhi persyaratan
GPM = jumlah guru pendidikan menengah dan pengawas dikmen kabupaten/kota yang
memenuhi persyaratan
KGPD = jumlah kuota guru dikdas
KGPM = jumlah kuota guru dikmen
Demikian.
(Sumber : Buku I Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010 )

Kamis, 14 Januari 2010

TIPS MENGHADAPI UJIAN NASIONAL 2010

Menjelang ujian, siswa harus belajar ekstra ketat. Sukses atau gagalnya ujian yang kamu hadapi tergantung dari persiapan fisik dan mental kamu. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu kamu menghadapi ujian :

Persiapkan Diri Kamu
Jelas bahwa belajar adalah kunci utama menghadapi ujian. Akan lebih baik jika kamu mencicil belajar dari jauh hari sebelumnya dan adakan latihan pra ujian, kamu bisa mengerjakan soal-soal ujian yang ada di buku yang berisi model soal-soal ujian, sehingga kamu lebih siap menghadapi ujian.
Ukur Kekuatan
Dalam hal ini siswa harus mempunyai gambaran jelas tentang kondisi dirinya. Memahami kekuatan, kemampuan dan kelemahan yang dimiliki, dalam materi pelajaran apa siswa mengalami kesulitan untuk memahaminya. Apabila ada pelajaran yang kurang dimengerti, maka belajarnya harus lebih giat lagi.

Menjaga Kesehatan
Kesehatan merupakan modal utama kamu bisa melakukan segala aktivitas termasuk belajar. Untuk itu siswa hendaknya selalu menjaga kesehatan, sehingga saat ujian tubuh dalam keadaan segar, sehat dan fit. Perhatikan juga waktu tidur jangan sampai kurang, konsumsi makanan yang bergizi, jangan lupa olahraga secara teratur.

Siapkan Peralatan Ujian Dengan Baik
Setiap ujian membutuhkan peralatan yang berbeda-beda, misal ujian menggambar berbeda dengan ujian tertulis biasa. Pastikan kamu membawa peralatan yang kamu butuhkan.

Datang Lebih Awal
Datang minimal 15 menit sebelum ujian dilaksanakan, kamu akan punya waktu mempersiapkan mental dan fisikmu. Ini akan membantu kamu lebih berkonsentrasi selama mengerjakan ujian.

Tenang dan Percaya diri
Sebelum mengerjakan soal biasakan untuk berdo’a. Dengan berdo’a kamu akan lebih tenang dan percaya diri.

Jangan tegang
Santailah dalam mengerjakan setiap soal sebab kondisi tegang saat ujian akan merusak konsentrasimu.

Membaca Perintah ujian
Bacalah perintah ujian dengan baik dan tidak terburu-buru, sebab seringkali mengabaikan perintah menjawab soal membuat kamu salah dalam memberi atau memilih jawaban.

Seleksi Soal
Dahulukan soal yang kamu anggap mudah, ini akan membantu kamu dalam efisiensi waktu.

Hati-hati Dalam Mengisi Lembar Jawaban
Untuk soal pilihan ganda abaikan jawaban yang kamu tahu salah, jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahuinya secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai diberlakukan. Untuk soal ujian esai pikirkan dulu jawaban sebelum menjawab, buat kerangka singkat dengan mencatat beberapa ide yang ingin kamu tulis.

Koreksi Kembali Jawaban Soal
Periksa kembali jawaban yang sudah kamu tulis, hingga bila ada kekurangan kamu dapat dengan segera bisa memperbaiki jawaban.

Jangan Terburu-buru
Jangan pernah mengerjakan ujian dengan terburu-buru atau tergesa-gesa, ini bisa menyebabkan jawaban ujian tidak maksimal, kalau sudah selesai mengerjakanpun jangan terburu-buru untuk meninggalkan ruangan, pergunakan sisa waktu untuk memeriksa kembali jawabanmu.

Tutup Dengan Do’a
Sebagaimana kamu berdo’a memulai ujian, berdo’alah juga setelah selesai mengerjakan. Dan ingat manusia hanya bisa berencana, Tuhan jugalah yang menentukan hasilnya.

Semoga apa yang kamu kerjakan benar dan mendapat nilai yang baik. Semoga berhasil dan sukses

Rabu, 13 Januari 2010

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN
(Perkembangan Manajemen Pendidikan di Indonesia)

A. PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan adalah merupakan suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang kedalam alur berfikir yang teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya Pendidikan adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.[1] Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap-kali dihadapkan pada problem-problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada penyiapan proses.
Dalam perkembangannya lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang non-profit oriented, memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar adanya teori manajemen pendidikan, yang pada dasarnya itu diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis. Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial, tetapi semata-mata hanyalah digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan. Sehingga hasilnya pun tidak bisa seperti yang diharapkan kalau seseorang menerapkan teori manajemen dalam bidang bisnis.
Dari kondisi yang semacam itulah, maka kita sebagai seorang yang nantinya akan mengemban amanah untuk megembangkan potensi anak didik (manusia) dalam dunia pendidikan sesuai yang diharapkan dari makna pendidikan itu sendiri, setidaknya memahami bagaimana proses sebenarnya terntang perkembangan teori manajemen yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu apa yang kami sampaikan dalam tulisan ini adalah mengenai perkembangan teori manajemen dari masa klasik sampai masa kontemporer yang nantinya akan kita oleh dalam dunia pendidikan.

B. LANDASAR TEORI
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan diharapkan mahasiswa dapat memahami :
a. Apa sebenarnya arti teori, manajemen, dan Administrasi.
b. Mengerti perkembangan teori manajemen mulai dari masa klasik, kuno, dan kontemporer.
c. Bagaimana teori manajemen yang telah dikembangkan dalam dunia pendidikan

2. DESKRIPSI MATERI
Untuk memahami perkembangan teori manajemen pendidikan, kita terlebih dahulu harus mengenal apa itu teori dan apa itu manajemen serta bagaimana perkembangan teori manajemen.
a. Pengertian Teori
Ada beberapa pengertian teori, antara lain dikemukakan oleh Hoy & Miskel (1987 : 2) “Theory is a set of interrelated concepts, assumptions, and generalizations that systematically describes and explains regularities in behavior in educational organizations”. (Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi pendidikan.)
Sedangkan Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA. Menjelaskan bahwa Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena yang ada.[2]
Sebagai contoh, anda mengamati bahwa tanah disekitar gunung berapi merupakan tanah yang subur. Ada dua fenomena yang barangkali berkaitan : tanah yang subur dan gunung berapi. Anda melangkah lebih lanjut dan mengambil kesimpulan : gunung berapi yang menyebabkan tanah menjadi subur, tentu anda tidak mungkin mengambil kesimpulan yang sebaliknya, tanah subur menyebabkan gunung berapi. Anda satu langkah lebih maju, kemudian orang lain mengamati bahwa ada tanah yang subur meskipun tidak berada didekat gunung berapi. Dengan “bukti” yang baru tersebut anda melakukan pengamatan lebih lanjut. Anda sampai pada kesimpulan baru bahwa, bukan gunung berapi itu sendiri yang membuat tanah subur, melainkan zat yang dikeluarkan gubung berapi yang anda namakan humus. Anda memperbaiki kesimpulan anda menjadi “humus bisa membuat tanah menjadi subur”. Anda sudah membuat teori. Selanjutnya, anda bisa membuat prediksi, kalau tanah diberi humus, tanah tersebut menjadi subur.
Misalkan ada seorang petani yang menginginkan tanahnya menjadi subur, anda mempunyai teori humus. Maka anda menyarankan tanah petani tersebut diberi humus biar subur. Jika petani tersebut tidak tahu teori humus, dia akan mencoba-coba cara agar tanah menjadi subur, pertama, mungkin dengan sesajian, kedua, mungkin dengan membeli traktor. Petani tersebut telah melakukan coba-coba (trial and error) yang kurang effisien. Dengan demikian teori bisa meminimalkan coba-coba, dan mengefisienkan kerja kita, dengan asumsi teori tersebut benar.
Selanjutnya Hoy & Miskel (1987 : 2) mengemukakan bahwa komponen teori itu meliputi konsep dan teori. A concept is a term that has been given an abstract, generalized meaning. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Contoh konsep dalam administrasi adalah leadership (kepemimpinan), satisfaction (kepuasan) dan informal organization (organsasi informal). Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. An assumption, accepted without proof, are not necessarily self-evident. Berikut ini diberikan contoh asumsi dalam adminitrasi pendidikan.
1. Adminitrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam organisasi
2. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam organisasi sosial.

b. Kegunaan (Fungsi) Teori
Menurut Prof. Dr. Soegiyono, M.Ed.[3] dikemukakan bahwa Teori dalam administrasi/manajemen mempunyai peranan yang sama dengan teori yang ada dalam ilmu fisika, kimia atau biologi; yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan panduan dalam penelitian.
Teori sebagai bagian dari ilmu berfungsi untuk menjelaskan (explanation) memprediksi/meramalkan (prediction) dan mengendalikan (controll). Sebagai contoh, mengapa besi kalau kena panas memuai? Kalau besi kena panas 100oC, berapa mm akan memuai? Kalau besi kena panas memuai bagaimana bentuk sambungan rel kereta api? Pernyataan pertama dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan, pertanyaan kedua dijawab dengan teori yang berfungsi meramalkan, dan pertanyaan ketiga dijawab dengan tori yang berfungsi kontrol/pengendalian. (jawaban pertanyaan ketiga adalah bentuk sambungan dibuat tidak rapat).
Sedangkan Dalam administrasi/manajemen pendidikan, teori secara spesifik berguna untuk menentukan cara atau strategi agar pendidikan dapat dikelola secara efektif dan efisien. Dengan teori, maka akan dapat ditemukan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya, cara yang termudah dalam mengerjakan pekerjaan, dana yang termurah untuk membiyai pekerjaan, waktu yang tersingkat untuk melaksanakan pekrjaan, alat yang tepat untuk memperingan beban dan memperpendek jarak dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Pengertian Manajemen / Administrasi
Ada kaitan erat antara oraganisasi, administrasi, dan manajemen. Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka, mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut. Baik manajemen maupun melaksanakan kegiatan itu disebut administrasi.[4]
Pengertian administrasi dengan pengertian manajemen masih kelihatan tidak terpisah secara jelas. Ada yang mengatakan administrasi sebagai cara kerja pemerintahan dengan fungsi merencanakan, mengorganisasi, dan memimpin.[5] Ada pula ahli yang menyebut administrasi sebagai pengarah yang efektif sementara manajemen dikatakannya sebagai pelaksana yang efektif.[6]
Sementara itu Mamduh mendefinisikan Manajemen sebagai “sebuah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi”.[7]
Definisi tersebut mencakup beberapa kata/pengertian kunci, yaitu :
Ø Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan;
Ø Kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan yang sering disebut sebagai fungsi manajemen;
Ø Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktifitas tersebut;
Ø Sumberdaya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan William H Newman (1951) mendefinikan Administrasi dapat dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke arah pencapaian tujuan bersama.[8] Sementara itu Sondang P. Siagian (1985;2) mengatakan bahwa administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[9]
Dalam dunia pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajeman sebagai aktivitas agar seorang kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar.[10]

d. Pengertian Teori Manajemen
Setelah dijabarkan tentang pengertian teori dan manajemen, maka selanjutnya bagaimana peran dan karakteristik dari teori manajemen itu sendiri. Teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction). Sedang karakteristik dari teori manajemen secara garis besar menurut Dr. Nanang Fattah,[11] dapat dinyatakan : 1) mengacu pada pengalaman empirik, 2) adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori lain, 3) mengakui kemungkinan adanya penolakan.
Didalam proses manajemen digambarkan fungsi-fungsi manajemen digambarkan fungsi-fungsi manajemen secara umum (general) yang ditampilkan ke dalam perangkat organisasi dan mulai dikenal sebagai teori manajemen klasik. Selanjutnya berkembang teori manajemen neoklasik dan teori manajemen modern, sebagaimana digambarkan dalam penjabaran berikut ini.



3. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Perkembangan teori manajemen dapat dikelompokkan dalam periode Teori Manajemen Kuno, Teori Manajemen Klasik (1890-an), The Behavioral School (1910-an), The Quantitative School (1940-an), Teori Pendekatan Sistem (1950an), Neo-Human Relation (1950-an), Teori Kontingensi (1970an).[12] Lebih lanjut akan di paparkan sebagai berikut :

(1) Teori Manajemen Kuno;
Sebelum manajemen dijadikan teori secara tersetruuktur, maka pada zaman kuno sudah muncul teori-teori manajemen sebagaimana dimaksud; yang ini disebut teori manajemen kuno. Sampai dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu komunikasi dan pengendalian.
Meskipun manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di jaman kuno, tetapi kejadian semacam itu relatif sporadis, dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan”.
Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan berkembang menjadi perusahaan raksasa.

(2) Teori Manajemen Klasik;
a) Teori Manajemen Klasik
Ø Robert Owen (1771-1858)
Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun.
Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.
Ø Charles Babbage (1792-1871)
Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya :
1) Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun
2) Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih mudah.
3) Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.

b) Teori Manajemen Ilmiah
Ø Federick Winslow Taylor (1856-1915)
Federick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate).
Manajemen Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut :

1. Mengambangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk menggantikan pikiran yang didasari tanpa ilmu.

2. Mamilih karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk melakukan pekerjaan seperti yang ditentukan pada langkah I.






3. Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka mengikuti metode yang telah ditentukan.

4. Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan. Persahabatan antara keduanya juga ditingkatkan









Ø Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972)
Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia.
Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yaitu :

Menyiapkan Promosi
Malatih Calon Pengganti
Melakukan Pekerjaan


Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan promosi karir, dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari dalon pengganti.
Ø Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan (supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.

c) Teori Manajemen Organisasi
Ø Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan menajerial dalam 4 fungsi manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, dan (4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami.
Ø Max Weber (1864-1920)
Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas.
Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan.

Ø Mary Parker Follet (1868-1933)
Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama.
Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu :
a. Pengendalian diri (dari orang tersebut);
b. Pengendalian kelompok (dari kelompok);
c. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).

Ø Chester I Barnard (1886-1961)
Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat terjaga.
Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.

(3) Mazhab Prilaku (Behavioral Science);
Mazgab prilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah orang. Mazhab prilaku ini memandang mzhab klasik kurang lengkap karena tidak mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah lakunya karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan psikologi.
Dua pelopor mazhab perilaku adalah : 1) Hugo Munsterberg (1863-1916); dan 2) Elton Mayo (1880-1949)

(4) Mazhab Kuantitatif (The Quantitative School);
Mazhab kuantitatif terdiri dari Operation Reserach dan Management Science, dimana berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksak lainnya untuk memecahkan masalah-masalah yang lebih ruwet. Tim sarjana ini terkenal di Inggris sesudah perang Dunia II dengan nama “OR Team”. Mazhab ini lebih diformilkan menjadi Mazhab Ilmu Manajemen (Management Science School). Mazhab ini mengembangkan model-model untuk memecahkan masalah-maslah menejemen yang kompleks. Dengan memenuhi berbagai faktor sebagai variabel yang saling berkaitan, maka dengan bantuan komputer, model itu dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat keputusan-keputusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini banyak membantu para manajer organisasi yang benar-benar dalam berbagai kegiatan penting , seperti dalam hal penganggaran modal dan manajemen arus dana, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia, penanggulangan logistik dan penjadwalan pesawat terbang.

(5) Pendekatan Sistem (The Systems Approach);
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.
Model pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut[13] :
INPUT
PROSES TRANSFORMASI
OUTPUT
INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN
FEED
BACK







Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru.



(6) Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation);
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edwadr Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.
Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut cukup populer baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktek manajemen saat ini

(7) Pendekatan Situasional (The Contingency Approach);
Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.
Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas situasi manajerial, membuat manajer fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada.
Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.
1970-an
The Contingency ApproachDari perkembangan teori majanemen tersebut di atas dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Classical Management Theories
The Behaviour School
Sebelum 1890-an
The Quantitative School
The System Approach
The Neo-Human Relations
Classical Management Theories
1890-an
1910-an
1940-an
1950-an
1950-an







Sumber : Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak.MBA., halaman 39


C. STUDI KASUS DI INDONESIA
1. Penerapan Manajemen dalam Pengelolaan Pendidikan di Indonesia
Ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan dunia pendidikan, yakni (1) evaluasi pendidikan, dan (2) pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia. Dari dua hal ini ketika kita tarik kedalam menejemen pendidikan yang berjalan di Indonesia, ada beberapa fenomena menarik yang sangat menonjol dewasa ini, diantaranya ialah : a) pendidikan kita tidak mendewasakan anak didik, b) pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, c) pendidikan kita tidak menumbuhkan pola berfikir, d) pendidikan kita tidak menghasilkan manusia terdidik, e) pendidikan kita dirasa membelenggu, f) pendidikan kita belum mampu membangun individu belajar, g) pendidikan kita dirasa linier-indroktinatif, h) pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan i) pendidikan kita belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik.
Fenomena tersebut di atas, itu semua adalah tentang evaluasi dari pendidikan kita yang ada sekarang ini. Sedangkan pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia dirasa selain merupakan tuntutan kebutuhan di atas, juga dibutuhkan adanya (1) “peace education” pendidikan yang damai / menyejukkan; (2) pendidikan yang mampu membangun kehidupan demokratik; (3) pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat menjunjung tinggi HAM, dan (4) pendidikan yang mampu membangun keutuhan pribadi manusia berbudaya.
Dari persoalan tersebut diatas, jelas bahwa dunia pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai yang ingin dicapai. Apa yang salah dari ini semua? Sebuah pertanyaan yang mungkin akan kita jawab bersama sebagai manusia yang peduli terhadap dunia pendidikan. Kalau kita cermati lebih jauh, apa yang telah diperbuat oleh lembaga pendidikan dewasa ini - yang telah dengan susah payah menerapkan berbagai teori manajemen pendidikan yang cocok untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan – masih jauh dari harapan yang sebenarnya.
Kebijakan mulai dari CBSA (cara belajar siswa aktif) sampai sekarang yang didengung-dengungkan dengan KBK (kurikulum berbasis kompetensi) adalah berbagai upaya dunia pendidikan kita untuk mencerdaskan anak didiknya sesuai dengan perkembangan zaman. Muncul lagi MBS (manajemen berbasis sekolah) adalah sebuah alternatif pemecahan yang menginginkan pengelolaan pendidikan yang dibebankan kepada sekolah, sehingga apa yang diinginkan suatu daerah (lembaga pendidikan) terhadap potensi anak didiknya bisa tersalurkan dengan baik. Ini adalah sedikit tentang bagaimana sebenarnya penerapan pendidikan di Indonesia, dn masih banyak lagi model-model yang diterapkan.
Kalau kita lihat bagaimana sebuah lembaga pendidikan menerapkan apa yang telah ada dalam teori manajemen pendidikan, maka mungkin apa yang terjadi di atas minimal dapat terhindarkan. Lagi-lagi itu semua karena kebijakan pendidikan kita selama ini masih sangat semrawut. Sehingga hasil yang diharapkan dari komponen-komponen penyelenggara pendidikan antara satu komponen dengan komponen yang lain masih sangat jauh berbeda bahkan ada yang bertentangan.

2. Beberapa Masalah Manajemen di Indonesia
Sejak zaman orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut persoalan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Mengenai mutu pendidikan menurut Paul Suparno adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana. Termasuk pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Sedang persoalan manajemen pendidikan adalah menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dam pemerataan pendidikan dapat terselesaikan.[14]
Inilah persoalan yang besar sebenarnya, karena bagaimanapun juga ketika sebuah intitusi pendidikan tidak mempunyai sistim manajemen pendidikan yang baik, maka dapat dipastikan mutu pendidikannya pun bisa jadi tidak baik pula. Sebagaimana yang dirasakan dalam sistem manajemen pendidikan kita dewasa ini, dengan munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dimungkinkan akan sedikit menjawab persoalan tersebut.
Di atas juga sudah diterangkan tentang manajemen secara umum yang itu diterapkan dalan manajemen pendidikan kita. Seperti halnya sistem manajemen yang ditemukan oleh tokoh-tokoh manajemen, yaitu (POAC) Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Adalah sistem manajemen yang sangat luar biasa ketika itu dilakasanakan dengan sempurna.
Sistem Manajemen Pendidikan yang terjadi di Indonesia sejak zaman orde baru (yang masih menggunakan manajemen pendidikan sentralistik) sampai kemudian muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah cenderung kepada otomisasi lembaga-lembaga pendidikan (desentralisasi pendidikan), mempunyai arti yang sangat luas. Disamping mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persoalan inilah yang akan kita bahas selanjutnya.

3. Analisis Permasalahan
Sejak zaman Orde Baru telah banyak yang di capai dalam pembangunan nasional termasuk bidang pendidikan. Kemajuan ini juga mendapat pengakuan dari seluruh dunia dengan diberikannya penghargaan Avisiena kepada Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan melaksanakan wajib belajar sekolah dasar. Namun ditengah-tengah kesuksesan yang telah dicapai tersebut masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti halnya pengangguran tenaga-tenaga terdidik hasil dari sistem pendidikan kita. Disatu pihak pendidikan kita telah melahirkan lulusan pendidikan tinggi dan menengah tetapi dilain pihak menambah pengangguran.[15] Apalagi melihat perkembangan dunia pendidikan kedepan, tentunya harus dipersiapkan sedini mungkin, sehingga untuk menyongsong hal tersbut ada berbagai paradigma baru yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan. Menurut Prof, Dr. H. Djohar, MS., ada beberapa paradigma yang diperkirakn berdampak besar terhadap praksis pendidikan, diantaranya : 1) paradigma pendidikan demokratis; 2) paradigma pendidikan membebaskan; 3) paradigma pendidikan desentralistik; 4) paradigma pendidikan deverifikasi; 5) paradigma pendidikan fleksibel; 6) paradigma pendidikan untuk siswa; 7) paradigma pendidikan konseptual; 8) paradigma pendidikan construtivisme; dan 9) paradigma pentingnya kecerdasan spiritual.[16]
Disamping memperhatikan paradigma pendidikan tersebut di atas, ada beberapa hal penting lagi yang perlu diperhatikan dalam sistem pendidikan itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh H.A.R Tilaar, bahwa di dalam sistem pendidikan sekurang-kurangnya berisi faktor-faktor biaya, pengelola, institusi, dan sistem manajemennya.[17] Sistem manajemen pendidikan kita (era orde lama dan orde baru) masih terlalu sentralistik (pemerintah pusat), sebagaimana kita tahu bahwa suatu sistem yang sentralistik dan birokratik, maka ruang-gerak untuk inovasi sangat terbatas. Demikian pula kreativitas dari para pendidiknya boleh dikatakan menjadi hilang karena segala sesuatu telah ditentukan menurut garis-garis yang ditentukan. Sehingga apa yang diinginkan daerah (lembaga pendidikan) tidak tercapai karena sifat yang sentralistik tersebut. Hasilnya adalah jumlah out-put banyak namun itu menambah pengangguran yang banyak pula.
Pada era reformasi mulai muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seiring dengan bergulirnya otonomi daerah (pelimpahan wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bahasa Inggris disebut ”School Based Management” merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat.[18]
Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar, yakni sekolah. Konsep ini didasarkan pada “Self Determination Theory” yang menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan tersebut.[19] Dalam pelaksanaan MBS tersirat adanya tugas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan menggunakan strategi yang lebih memberdayakan semua potensi sekolah secara optimal.
Sisi kelebihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibandingkan dengan model sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara lain : (1) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi; (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya.
Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru; (2) Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal; dan (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.[20]
Disamping itu dalam sebuah sekolah, tanggung jawab pokok untuk pembentukan moral dan intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler; akan tetapi terletak pada pengajarnya. Sekolah merupakan kebersamaan bersemuka, tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan pelajar dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran akan menghilang. Hubungan saling percaya dan persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat mutlak pertumbuhan sejati dari komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan terwujud ketika berada dalam ruang lingkup manajemen yang baik, dan ini menurut J. Drost, SJ akan terwujud dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)[21].





D. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
a. Manajemen Pendidikan sebenarnya berkembang dan mengadopsi dari teori Manajemen di bidang ekonomi. Teori Manajemen pada awalnya dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang bisnis.
b. Perkembangan teori manajemen dapat dikelompokkan dalam periode Teori Manajemen Kuno, Teori Manajemen Klasik (1890-an), The Behavioral School (1910-an), The Quantitative School (1940-an), Teori Pendekatan Sistem (1950an), Neo-Human Relation (1950-an), Teori Kontingensi (1970an).
c. Perkembangan manajemen pendidikan di Indonesia pada orde baru sangat diwarnai dengan manajemen yang sentralistik, kemudian pada perkembangannya pada era reformasi berkembang menjadi desentralisasi atau dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang intinya sekolah diberi wewenang untuk mengatur semua kegiatan sekolah. Ini seiring dengan pemberian wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah (otonomi daerah).
2. Saran
Bahwa untuk memenuhi dan mencapai beberapa hal tersebut di atas, berbagai hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Keseriusan Pemerintah dalam menangani dunia pendidikan dalam hal ini perhatian pada lembaga pendidikan, tenaga pengajar dan kebijakan yang memihak pada masyarakat (jangan asal membuat kebijakan);
b) Memberikan otonomi yang luas kepada lembaga pendidika, dengan tidak meninggalkan mutu pendidikan;
c) Lembaga pendidika harus serius sehingga kualitas dari output pendidikan dapat diandalkan;
d) Tenaga pengajar harus lebih profesional dalam melaksanakan amanahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, Drs., Ak.MBA, Manajemen Suatu Pengantar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
E. Mulyasa, Dr., M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003.
H. Djohar, Prof, Dr., MS., Pendidikan Strategik (alternatif untuk Pendidikan Masa Depan), LESFI, Yogyakarta, 2003.
H. Syaiul Sagala, Dr. M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2000.
H.A.R. Tilaar, Prof. Dr., M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998.
J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara. 2005.
Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972.
Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.
Mamduh M. Hanafi, Drs., MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997.
Nanang Fattah, Dr., Landasan Manajemen Pendidikan Cet-3 (revisi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.
Soegiyono, Prof. Dr., M.Ed., Makalah Perkembangan Teori Manajemen .
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003.
Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983.


[1] Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003. hlm. 9
[2] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997. hlm. 30
[3] Prof. Dr. Soegiyono, M.Ed., Makalah Perkembangan Teori Manajemen .
[4] Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, hlm. 1
[5] Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983. hlm. 01 & 27.
[6] Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972, hlm. 278-279.
[7] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 6
[8] Dr. H. Syaiul Sagala, M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2000, hlm. 22
[9] Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
[10] Prof. Dr. Made Pidarta, Op_Cit., hlm. 04
[11] Dr. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Cet-3 (revisi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 11-12
[12] Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak.MBA, Manajemen Suatu Pengantar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 38-39.
[13] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 46
[14] J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara. 2005. hlm. ix.
[15] Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998. hlm. 75
[16] Prof, Dr. H. Djohar, MS., Pendidikan Strategik (alternatif untuk Pendidikan Masa Depan), LESFI, Yogyakarta, 2003, hlm. 85-92
[17] Ibid. hlm. 79.
[18] Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Op_Cit., hlm. 78.
[19] Ibid., hlm. 79.
[20] Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet.

Senin, 11 Januari 2010

GURU BERWIBAWA

GURU YANG BERWIBAWA
Oleh : Abdul Afif
Nim : 090513615


Aku ingin menjadi seorang guru yang berwibawa tentunya. Namun, tetap dekat dan bersahabat dengan siswa. Apalagi selama ini sebagian besar guru kimia dianggap killer okeh siswa-siswanya. Jadi, dengan kedekatan itu, saya ingin mengubah persepsi siswa-siswa tentang guru kimia. Guru tanpa wibawa akan diremehkan murid tetapi bila tidak bersahabat dengan murid maka murid akan takut, jauh serta benci pada kita. Guru yang berwibawa tapi bersahabat dengan murid yang kumaksudkan adalah guru yang dekat dengan murid dan komunikasinya juga baik, namun murid tetap hormat dan tidak meremehkan karena kedekatannya itu. Walau antara guru dengan murid dekat, namun masih ada semacam batas di antara mereka, mungkin dari segi bahasa atau dari perilaku saat berbincang-bincang. Selain itu, aku juga ingin menjadi guru kimia yang kreatif agar murid tidak bosan dalam mengikuti pelajaran dan mereka menjadi senang terhadap kimia. Hal tersebut karena banyak siswa yang tidak suka terhadap kimia, salah satu alasannya yaitu karena kimia itu sulit. Dengan menjadi guru yang kreatif, saya bisa menciptakan kreasi-kreasi baru dalam mengajar sehingga siswa tertarik dan mulai menyukai kimia. dengan ketertarikan itu, mereka akan lebih rajin dalam belajar sehingga menganggap kimia tidak sulit lagi, bahkan menyukainya.
Kini, sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman, para guru ditantang untuk lebih aspiratif, kreatif, eksploratif, proaktif, dan inovatif. Dengan kata lain, guru diharapkan menjadi bermutu,berwibawa dan profesional.Para guru, kini memasuki masa transisi bukan saja karena adanya tuntutan administratif yang harus ditangani secara rutin, adanya perubahan/pergantian kurikulum dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan tetapi karena perubahan pola pikir, tingkah laku para siswa sebagai manusia yang hidup dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Di zaman yang serba cepat dan instant, yang memunculkan berbagai risiko yang melampaui antisipasi kita yang hampir dapat dipastikan akan membawa perubahan-perubahan dalam dunia siswa dengan seluruh alam pikiran, kepribadian dan idealismenya sebagai akibat kemajuan informasi dan teknologi (baca; globalisasi) tersebut, guru hendaknya terus melengkapi dirinya dengan sejumlah kompetensi yang memadai agar penampilannya di depan kelas, dalam proses interaksinya, ragam metode serta pendekatan pedagogik yang digunakan relevan dengan perubahan yang terjadi tersebut. Maka benar sekali apa yang dikatakan Patrice, dalam situasi yang demikian, tidak hanya diperlukan kemampuan beradaptasi sesaat terhadap perubahan yang terjadi, tetapi dibutuhkan kemampuan dan kemauan untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi secara maksimal dan terus-menerus.
Dalam sebuah pendidikan seorang guru adalah sosok yang berjasa untuk negara, mereka mempunyai sikap, perilaku yang patut untuk dicontoh muridnya. Seperti kata orang jawa kata ‘guru’=digugu lan ditiru. Sifat-sifat mereka antara lain; rajin, penyayang, tegas, sabar, adil, pintar, dan berwibawa. guru yang rajin akan menjadi panutan murid, sehingga para murid akan semangat dalam belajar. Seorang Guru yang penyayang pada murid-muridnya adalah yang menjadi pusat perhatian siswa-siswanya. Tapi kadang-kadang seorang guru harus bersikap tegas terhadap muridnya untuk melatih kedisiplinan dan kepatuhan murid. Tapi seorang guru itu adalah sosok yang sabar dalam menghadapi murid-muridnya. : Sifat sabar bagi seorang guru adalah kunci kesuksesan dalam pembelajaran. Dan rasa adil yang diberikan guru adalah cermin jiwa yang bersahaja yang membuat para siswa kagum terhadapnya. Bagi siswa guru adalah sosok yang pintar yang tahu tentang segala-galanya. Juga pembawaan guru yang berwibawa akan menjadikan murid untuk selalu hormat dan patuh terhadap guru. Selain itu perilaku-perilaku guru yaitu selalu rapi dan sederhana membuat para siswa tambah kagum akan sosok seorang guru. Karena seorang guru adalah sosok yang selalu rapi dalam kegiatan belajar mangajar dikelas. Dan Penampilan sederhana seorang guru menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-muridnya. Bagi bagi bapak ibu guru, guru tanpa buku adalah bagai kapal tanpa arah. Karena, Buku adalah penunjang penting bagi guru dalam pembelajaran.
Tempat guru otoritatif batas dan kontrol pada siswa, tetapi sekaligus mendorong kemerdekaan. . Guru ini sering kali menjelaskan alasan di balik peraturan dan keputusan. Jika siswa mengganggu, guru menawarkan sopan, tapi tegas, menegur. Guru ini kadang-kadang keluar metes disiplin, tetapi hanya setelah mempertimbangkan secara seksama keadaan.
Guru otoritatif juga terbuka untuk interaksi verbal cukup besar, termasuk perdebatan kritis. Para mahasiswa tahu bahwa mereka dapat mengganggu guru jika mereka memiliki pertanyaan atau komentar yang relevan. . Lingkungan ini menawarkan kesempatan para siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan komunikasi.
Ms Smith mencontohkan gaya ajaran otoritatif. Dia pameran yang hangat dan memelihara sikap terhadap siswa dan mengungkapkan minat yang tulus dan kasih sayang. Kelasnya penuh dengan pujian dan dorongan. Dia sering menulis komentar tentang pekerjaan rumah dan menawarkan komentar positif kepada siswa. Otoritatif ini guru mendorong mandiri dan kompeten perilaku sosial dan menumbuhkan motivasi berprestasi lebih tinggi. Sering kali, ia akan membimbing para siswa melalui proyek, daripada memimpin mereka. Seorang siswa bereaksi terhadap gaya ini: Aku suka guru ini. Dia adalah adil dan memahami bahwa siswa tidak dapat sempurna. Dia adalah jenis guru Anda dapat berbicara dengan tanpa meletakkan atau merasa malu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Judul :
Alamat : http://www.bsu.edu/web/tmscruggs/Authoritative.htm
Penulis :
2. Judul :
Alamat : yk-edu.org/e.../21112009134337_30_kata_kalima_dan_karangan.doc
Penulis :
3. Judul : Profil guru yang kuinginkan
Alamat : http://blog.math.uny.ac.id/sitisubekti/2009/12/01/profil-guru-yang-kuinginkan/
Penulis :
4. Judul : Menjadi guru yang berwibawa
Alamat : http://thithaemka.blogspot.com/2009/11/menjadi-guru-yang-berwibawa.html
Penulis : Y. Priyono Pasti

Minggu, 10 Januari 2010

TUGAS PENGGANTI SISWA YANG TIDAK MASUK MINGGU KE-3 JANUUARI 2010

1. Diantara perubahan materi berikut :
1. gula larut dalam air 4. kapur barus menyublim
2. lilin menyala 5. penyepuhan logam
3. pembuatan yoghurt 6. petasan meledak
Kelompok yang termasuk perubahan kimia adalah ........
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 2, 3, dan 6
D. 4, 5, dan 6
E. 2, 4, dan 5

2. Suatu larutan yang mengandung 45% glukosa mempunyai berat jenis 1,46 gram/cm, dalam 50 ml larutan tersebut mengandung glukosa sebanyak ........
A. 56,0 gram
B. 32,85 gram
C. 22,50 gram
D. 15,41 gram
E. 12,15 gram

3. Pernyataan yang tidak tepat mengenai atom, molekul dan ion adalah ........
A. atom merupakan zat tunggal
B. ion, zat tunggal yang bermuatan listrik
C. senyawa dapat diuraikan dengan reaksi kimia
D. molekul, gabungan dua atau lebih atom yang sama atau berbeda
E. senyawa, gabungan dari beberapa ion

4. Pasangan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion-ion serta namanya yang benar adalah ........
A. Fe2(SO4)3, Besi (III) sulfat
B. Fe3(PO4)2, Besi (III) pospat
C. K2SO4, Kalsium sulfat
D. Cu2(PO4)3 : tembaga (II) pospat
E. Cu(SO4)2 : tembaga (II) sulfat

5. Supaya reaksi : a Al2S3 + b H2O + c O2 d Al(OH)3 + e S
menjadi reaksi yang setara, maka harga koefisien reaksi: a, b, c, d dan e berturut-turut adalah ........
A. 1, 3, 2, 2, 3
B. 2, 6, 4, 2, 3
C. 2, 6, 6, 4, 6
D. 2, 6, 3, 4, 6
E. 4, 6, 3, 4, 12
6. Bila masa atom relatif : Al = 27, S = 32, O = 16, H = 1, maka massa molekul relatif dari senyawa Al2(SO4)3.6H2O adalah ........
A. 370
B. 226
C. 338
D. 402
E. 450

7. Untuk oksidasi sempurna 1 liter campuran yang terdiri dari 60% gas metana (CH4) dan 40% gas etana (C2H6), diperlukan oksigen murni sebanyak ........
A. 2,4 liter
B. 2,6 liter
C. 2,8 liter
D. 3,0 liter
E. 3,2 liter

8. Sebanyak 300 gram suatu senyawa dengan rumus empiris CH2O mengandung 1024 molekul (C = 12, H = 1, O = 16).
Rumus molekul senyawa tersebut adalah ........
A. C2H4O2
B. C3H6O3
C. C4H8O4
D. C6H12O6
E. C5H10O5

9. Berdasarkan lambang atom , jumlah proton, elektron dan neutron dalam ion Fe3+ adalah ........
A. 26, 56, 30
B. 26, 26, 30
C. 26, 23, 30
D. 26, 30, 23
E. 23, 23, 30

10. Diketahui unsur-unsur P, Q, R, S dan T dengan nomor atom berturut-turut 19, 20, 13, 15, dan 35. Ikatan ion dapat terjadi antara atom-atom unsur ........
A. Q dan T
B. T dan S
C. P dan Q
D. R dan P
E. Q dan R

11.
Nama senyawa : adalah ........
A. 4 - isopropil - 3 – heksena
B. 4 - etil - 5 - metil - 2 – heksuna
C. 3 - isopropil - 4 – heksuna
D. 4 - etil - 5 - metil - 3 – heptuna
E. 3 - etil - 2 - metil - 4 - heptuna

12. Premix merupakan bahan bakar bensin yang terdiri dari campuran ........
A. 20% n-heptana dan 80% isooktana
B. 80% premium dan 20% TEL
C. 20% isioktana dan 80% n-heptana
D. 20% premium dan 80% MTBE
E. 80% premium dan 20% MTBE

13. Logam Aluminium sebanyak 0,2 mol direaksikan dengan 600 ml larutan asam sulfat 0,5 M menurut reaksi : (belum setara)
Al(s) + H2SO4(aq) Al2 (SO4)3(aq) + H2(g)
Gas H2 yang terbentuk pada keadaan standar adalah ........
A. 2,24 liter
B. 2,90 liter
C. 4,48 liter
D. 6,72 liter
E. 11,2 liter

14. Diketahui :
CS2 + 3 O2 CO2 + 2 SO2 H = -1110 kJ.
CO2 C + O2 H = + 394 kJ
SO2 S + O2 H = + 297 kJ
Maka perubahan entalpi pembentukan CS2 adalah ........
A. + 122 kJ
B. - 122 kJ
C. + 419 kJ
D. - 419 kJ
E. + 906 kJ

15. Diketahui energi ikatan rata-rata dalam kJ/mol dari :
C = C : 607 O - H : 460
C - C : 343 C - O : 351
C - H : 410
Perubahan entalpi dari reaksi :
CH2 = CH2 + H2O CH3 - CH2 - OH adalah ........
A. -111 kJ/mol
B. +111 kJ/mol
C. -37 kJ/mol
D. +37 kJ/mol
E. -74 kJ/mol

16. Perhatikan data eksperimen sebagai berikut :







Berdasarkan data tersebut, pernyataan yang benar adalah .......
A. Orde reaksi terhadap H2 adalah 2
B. Orde reaksi terhadap SO2 adalah 2
C. Orde reaksi total adalah 4
D. Persamaan laju reaksi : v = k [H2]2 [SO2]2
E. Laju reaksi menjadi 4x jika [H2] dan [SO2] diperbesar 2x.

17. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut :
2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g) . H = + 150 kJ
apabila pada volume tetap suhu dinaikkan, maka kesetimbangan bergeser ke arah ........
A. kanan dan harga K tetap
B. kiri dan harga K makin kecil
C. kanan dan harga K makin besar
D. kanan dan harga K makin kecil
E. kiri dan harga K makin benar

18. 160 gram SO3 (Mr = 80) dipanaskan dalam wadah bervolume 1 liter dan terjadi reaksi :
2 SO3(g) 2 SO2(g) + O2(g)
setelah tercapai kesetimbangan perbandingan mol SO3 : O2 adalah 2 : 3.
Harga tetapan kesetimbangan reaksi tersebut adalah ........
A. 2,25
B. 4,50.
C. 4,75
D. 6,75
E. 7,25

19. Reaksi berikut ini yang menghasilkan gas adalah ........
A. NaCl + AgNO3
B. (NH4)2 SO4 + NaOH
C. Na2SO4 + BaCl2
D. NaOH + HCl
E. Pb(NO3)2 + HCl

20. Larutan H2SO4 0,4% (Mr = 98) dengan massa jenis 1,225 gram cm-3 mempunyai pH ........
A. 1,0
B. 2,0
C. 1,3
D. 2,6
E. 4,7

21. Suatu basa lemah LOH mempunyai pH = 10 + log 5, Kb LOH = 2,5 x 10-5, maka konsentrasi basa tersebut adalah ........
A. 0,01 M
B. 0,02 M
C. 0,03 M
D. 0,04 M
E. 0,05 M

22. Pasangan asam-basa konjugasi dari reaksi :
HSO4-(aq) +H2O(l) H3O-(aq) + SO42-(aq) adalah ....
A. HSO4-(aq) dengan H2O(l)
B. H3O+(aq) dengan SO42-(aq)
C. HSO4-(aq) dengan H3O+(aq)
D. H2O(l) dengan SO42-(aq)
E. HSO4-(aq) dengan SO42-(aq)

23. Suatu senyawa dengan rumus molekul C3H6O. Bila direaksikan dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata. Senyawa tersebut adalah ........
A. 1- propanol
B. 2- propanol
C. Propanon
D. Propanal
E. propanoat

24. Sebanyak 2,04 gram suatu asam karboksilat (C = 12, H = 1, O = 16) dapat dinetralkan oleh 40 ml larutan NaOH 0,5 M.
Asam karboksilat tersebut adalah ........
A. asam propanoat
B. asam pentanoat
C. asam butanoat
D. asam metanoat
E. asam etanoat

25. Reaksi gliserida dengan NaOH menghasilkan ........
A. alkohol dan alkanoat
B. lemak dan sabun
C. gliserol dan sabun
D. ester dan alcohol
E. lemak dan gliserol

26. Pembuatan koloid di bawah ini yang termasuk pembuatan cara kondensasi adalah ........

A. sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3
B. sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari elektroda Au dalam air
C. sol belerang dibuat dengan mencampurkan serbuk belerang dengan gula kemudian dimasukkan dalam air
D. sol Al(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan Al(OH)3
E. sol agar-agar dibuat dengan memasukkan serbuk agar-agar ke dalam air panas

27. Zat antioksidan yang ditambahkan pada pembuatan margarin adalah ........
A. natrium benzoate
B. butyl hidroksi anisol
C. siklamat
D. beta karoten
E. isoamil asetat

28. Diantara pestisida di bawah ini yang digunakan untuk membasmi tikus adalah ........
A. Nematisida
B. Fungisida
C. Herbasida
D. Insektisida
E. Rodentisida

29. Uranium meluruh dengan persamaan :

Jumlah partikel dan yang dipancarkan berturut-turut sebanyak ........
A. 6 dan 2
B. 6 dan 4
C. 8 dan 6
D. 8 dan 4
E. 7 dan 4

30. Senyawa yang dapat merusak lapisan ozon adalah ........
A. CF2Cl2 dan NO2
B. SO2 dan NO2
C. SO2 dan NO
D. CF2Cl2 dan NO
E. CF2Cl2 dan SO2

31. Ke dalam 500 gram air dilarutkan 40 gram senyawa Fe2(SO4)3. Jika Kd air = 0,52°C/m; derajat ionisasi 0,8, maka kenaikan titik didih larutan tersebut adalah ........
(Ar : Fe = 56, S = 32, O = 16)
A. 0,333 °C
B. 0,354 °C
C. 0,416 °C
D. 0,437 °C
E. 0,496 °C

32. Larutan yang isotonic dengan larutan KBr 0,3 M pada suhu yang sama adalah ........
A. 0,3 M Natrium sulfat
B. 0,1 M Ammonium sulfat
C. 0,2 M Kalium Kromat
D. 0,5 M Glukosa
E. 0,1 M Asam sulfat

33. 100 ml larutan Ca(OH)2 0,1 M dicampurkan ke dalam larutan CH3COOH 0,1 M, ternyata pH campurannya = 5. Jika harga Ka asam asetat 1 . 10-5 , maka volum larutan CH3COOH 0,1 M adalah ........
A. 100 ml
B. 150 ml
C. 200 ml
D. 300 ml
E. 400 ml

34. Diketahui garam-garam :
(1) Natrium asetat (3) Kalium sianida
(2) Ammonium sulfat (4) Ammonium sulfida
Pasangan garam yang larutannya dalam air mengalami hidrolisis adalah ........
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 2, dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 1, 3, dan 4

35. Ke dalam 60 ml larutan HA 0,1 M (Ka = 1,5 x 10-4) ditambahkan 40 ml larutan Ba (OH)2 0,075 M, maka pH larutan yang terjadi adalah ........
A. 6 - 21og 2
B. 8 + log 2
C. 8 + 1og 2
D. 6 - log 2
E. 8

36. Kelarutan CaCO3 dalam air pada suhu tertentu = 10-3 mol/liter. Pada suhu yang sama kelarutan CaCO3 dalam larutan Ca(NO3)2 0,05 M, adalah ........
A. 2 x 10-4
B. 2 x 10-6
C. 2 x 10-8
D. 2 x 10-9
E. 5 x 10-9

37. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air pada 25 °C adalah 1,16 mg per 100 cm³ (Mr = 58). Harga Ksp dari Mg(OH)2 adalah ........
A. 16 . 10-2
B. 8 . 10-11
C. 3,2 . 10-11
D. 8. 10-10
E. 3,2 . 10-13

38. Bilangan oksida Cl dari -1 sampai dengan +7. Ion atau molekul manakah di bawah ini yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi adalah ........
A. Cl2 dan HClO4
B. HCl dan HClO2
C. ClO2 dan HClO3
D. Cl2 dan KClO3
E. Cl- dan NaClO4

39. Pada reaksi H2SO4 + HI H2S + I2 + H2O
1,5 mol asam sulfat dapat mengoksidasi hidrogen Iodida sebanyak ........
A. 12 mol
B. 9 mol
C. 6 mol
D. 3 mol
E. 1,5 mol

40. Jika diketahui potensial elektroda standard dari :
Ag+(aq) + e Ag(s) E° = +0,80 volt
In3+(aq) + 3e In(s) E° = -0,34 volt
Mg2+(aq) + 2e Mg(s) E° = -2,37 volt
Mn2+(aq) + 2e Mn(s) E° = -1,20 volt
Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14. volt adalah ........
A. Ag Ag+ dan Mn2+ Mn
B. In In3+ dan Ag+ Ag
C. Mn Mn2+ dan Mg2+ Mg
D. Ag Ag+ dan In3+ In
E. Mg Mg2+ dan Ag+ Ag

41.







Peristiwa elektrolisasi dari ke lima gambar di atas yang menghasilkan gas pada suhu kamar di kedua elektrodanya adalah ........
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 4 dan 5
E. 1 dan 3

42. 50 ml larutan Ba(OH)2 0,1 M diperlukan untuk menetralisir hasil elektrolisis LSO4 dengan elektroda Pt. Jika di katode terbentuk 0,325 gram logam L, maka massa atom relatif logam tersebut adalah ........
A. 24
B. 40
C. 56
D. 59
E. 65

43. Bilangan kuantum dari elektron terakhir suatu atom unsur dengan nomor 40 adalah ........
A. n = 4 l = 2 m = +1 s = -½
B. n = 4 l = 2 m = -1 s = +½
C. n = 5 l = 0 m = 0 s = -½
D. n = 5 l = 2 m = 1 s = +½
E. n = 4 l = 2 m = 0 s = -½

44. Unsur dengan konfigurasi elektron :
1s2 2S2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d8 5s2
terletak pada ....
A. periode ke 5, golongan VIII B
B. periode ke 5, golongan II B
C. periode ke 5, golongan II A
D. periode ke 4, golongan II A
E. periode ke 4, golongan VIII A

45. Diberikan pasangan kelompok senyawa berikut :
1. NH3 dengan BF 3. BF dengan H2O 5. NH3 dengan H2S
2. H2O dengan HCl 4. NH3 dengan HBr
Kelompok senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen adalah ........
A. 2.dan 3
B. 4 dan 5
C. 1 dan 5
D. 1 dan 3
E. 3 dan 4

46. Gas mulia mempunyai konfigurasi elektron paling stabil.
Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan keadaan gas mulia tersebut adalah ........
A. energi ionisasinya terbesar dalam periodenya
B. di alam selalu dalam keadaan bebas
C. semua gas mulia tidak dapat dibuat senyawanya
D. makin besar nomor atomnya makin reaktif
E. semua elektron gas mulia telah berpasangan

47. Dari reaksi berikut ini :
1. Br2(aq) + KCl(aq) 3. Cl2(aq) + MgBr2(aq) 5. Br2(aq) +KF(aq)
2. F2(aq) + KBr2(aq) 4. I2(aq) + NaCl(aq)
Reaksi yang dapat berlangsung secara spontan adalah ........
A. 1 dan 2
B. 4 dan 5
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 2 dan 3

48. BF dan HCl dapat dibuat dengan memanaskan garam halidanya dengan asam sulfat pekat, tetapi HBr dan HI tidak dapat dibuat dengan cara yang sama. Hal ini terjadi karena ........
A. HF dan HCl adalah asam yang lebih kuat dari HBr dan HI
B. Br- dan I- dapat dioksidasikan oleh asam sulfat pekat
C. Ikatan HF dan HCl lebih kuat dari pada ikatan HBr dan HI
D. F- dan Cl- dapat dioksidasi oleh asam sulfat pekat
E. HBr dan HI mudah menguap

49. Garam kalium dan garam barium jika dibakar pada nyala api Bunsen akan memberikan spektrum emisi berwarna ........
A. ungu dan hijau
B. kuning dan merah
C. ungu dan biru
D. hijau dan kuning
E. kuning dan biru

50. Diketahui senyawa-senyawa :
1. kriolit 3. bauksit 5. kaolin
2. kaporit 4. kalkopirit
Pasangan senyawa yang mengandung aluminium adalah ........
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 3, 4, dan 5
D. 1, 3, dan 5
E. 2, 4, dan 5

51. Urutan yang benar pada proses pengolahan tembaga dari bijih tembaga adalah ........
A. reduksi - pemekatan - pemanggangan – elektrolisis
B. elektrolisis - reduksi - pemekatan – pemanggangan
C. pemanggangan - elektrolisis - reduksi – pemekatan
D. pemekatan - elektrolisis - pemanggangan – reduksi
E. pemekatan - pemanggangan - reduksi - elektrolisis

52. Nama senyawa kompleks: K[Co(NH3) (S2O3)2] adalah ........
A. Kalium tetramin disulfatokobalt (III)
B. Kalium tetramin ditiosulfatokobaltat (III)
C. Kalium tetramin ditiosi anatokobaltat (III)
D. Kalium tetramin ditiosulfatokobalt (II)
E. Kalium tetramin disulfatokobalt (H)

53.
Jika senyawa direaksikan dengan HCl, maka akan dihasilkan........
A. 2 - metil - 3 - kloro – pentane
B. 2 - kloro - 4 - metil – pentane
C. 2 - metil - 4 - kloro – pentane
D. 3 - kloro - 2 - metil – pentane
E. 2 - kloro - 2 - metil - pentana

54. Senyawa karbon berikut yang mempunyai isomer optik adalah ........
A. C3H6O3
B. C3H6O
C. C3H6O2
D. C3H8O
E. C3H8O3

55. Senyawa haloalkana yang digunakan sebagai obat bius dengan sebutan Halotan adalah.....
A. CBr2 ClF
B. CH2 = CHCl
C. CF3 – CHClBr
D. CCl2F2
E. CHF2 - C Cl2 Br

56. Rumus struktur dari asam meta nitro benzoat adalah ........
A.

B.

C.

D.

E.


57. Diberikan tabel polimer sebagai berikut :







Pasangan yang tepat dari ketiga komponen di atas adalah ........
A. 2 dan 4
B. 1 dan 3
C. 3 dan 5
D. 4 dan 5
E. 2 dan 3

58. Suatu karbohidrat dengan pereaksi Fehling akan memberikan endapan merah bata, dan jika dihidrolisis akan menghasilkan dua macam karbohidrat yang berlainan.
Zat tersebut adalah ........
A. Maltosa
B. Sukrosa
C. Selulosa
D. Amilum
E. laktosa

59. Data percobaan uji protein sebagai berikut :








Berdasarkan data di atas, maka protein yang mengandung gugus inti benzena adalah
A. susu dan ikan
B. susu dan tahu
C. putih telur dan ikan
D. tahu dan ikan
E. susu dan putih ikan

60. Senyawa organik dalam tubuh makhluk hidup dapat digolongkan ke dalam :
1. Karbohidrat 3. Lipid 5. Vitamin
2. Protein 4. Asam nukleat
Yang dapat menghasilkan energi dalam tubuh adalah ........
A. 1, 2, 3, 4, dan 5
B. 1, 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 1, 2, dan 4

POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI KELAS

POTENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI KELAS

Teknologi komunikasi dan informasi dalam pendidikan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.

Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dsb. termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.
Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.

Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

Lingkungan Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
Aktivitas kelas Guru sebagai sentral dan bersifat didaktis Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif
Peran guru Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai akhli Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai akhli
Penekanan pengajaran Mengingat fakta-fakta Hubungan antara informasi dan temuan
Konsep pengetahuan Akumujlasi fakta secara kuantitas Transformasi fakta-fakta
Penampilan keberhasilan Penilaian acuan norma Kuantitas pemahaman , penilaian acuan patokan
Penilaian Soal-soal pilihan berganda Protofolio, pemecahan masalah, dan penampilan
Penggunaan teknologi Latihan dan praktek Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi


Kreativitas dan kemandirian belajar

Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.


Peran guru

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.

--------------
*) Guru Besar UPI Bandung/Ketua Umum PB PGRI/Anggota DPD-RI
Makalah dalam Seminar ”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran”, diselenggarakan oleh Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.