Jumat, 08 Januari 2010

KEAJAIBAN BERSEDEKAH

Keajaiban Bersedekah

Di bulan ramadhan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, tentu kepekaan sosial kita seharusnya kian peka terhadap muslim di sekeliling kita. Belum lama ini kita ketahui bersama saudara-saudara kita di Bengkulu terkena musibah gempa bumi di awal ramadhan. Fenomena musibah bencana alam dan kemiskinan hidup memang suatu persoalan yang harus dicarikan solusinya.

Salah satunya kita yang dikarunai rezeki, pekerjaan tetap, usaha bisnis yang lancar mulai menyisihkan sebagian harta titipan amanah ini dengan bersedekah, bisa melalui lembaga-lembaga formal LAZ Nasional maupun secara individual pada yang membutuhkan. Keutamaan bersedekah ini disebutkan dalam (QS. Al Baqarah: 261) yang artinya :”Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya Lagi Maha Mengetahui.”

Suatu kejadian hidup saya yang berhubungan dengan sedekah dapat memberikan pelajaran berharga bagi yang mengalaminya, walaupun kejadian ini tidak terjadi di bulan ramadhan. Berikut petikan kisahnya :

Jika kita kehilangan sesuatu, baik barang-barang, dokumen-dokumen berharga ataupun sesuatu yang penting, tentunya membuat kita dongkol maupun jengkel. Hidup memang serangkaian masalah yang tentunya diperlukan kearifan sikap kita menyelesaikan masalah tersebut.

Sayapun jadi teringat film anak-anak dari Iran, yaitu Children of Heaven, (film Iran karya Majid Majidi yang mendapatkan berbagai penghargaan film internasional ) bercerita tentang seorang kakak yang telah menghilangkan sepatu adiknya dan berusaha mencarikan gantinya. Terinspirasi dari film itu, saya pun jadi teringat kisah saya ketika kehilangan sesuatu yang berharga dan digunakan dalam aktifitas keseharian.

Setahun yang lalu waktu istirahat siang, setelah melakukan sholat dzuhur di masjid, tiba-tiba handphone (hp) saya berdering, rekan kerja memberitahukan bahwa motor saya dicuri orang. Sepontan saya terkejut, sambil berlari kecil saya pun ke tempat kejadian di kantor. Suasana tempat kantor saya tiba-tiba menjadi ramai karena rekan-rekan kerja berkumpul membincangkan motor saya yang akan dicuri orang dan berkumpul di lokasi kejadian. Setelah sampai di lokasi, terlihat kendaraan motor saya siap meluncur ke jalan, kebetulan sebelum kejadian, motor diparkir dekat pintu gerbang kantor.

Wajah saya pun pucat pasi, seingat saya motor tadi sudah dikunci, baik kunci biasa maupun kunci ganda di ban depan maupun ban belakang. Astaghfirullah motor mau dicuri, ucap saya dalam hati. Akibat ulah pencuri, semua pengaman motor berupa kunci telah hilang juga dirusak pencuri, yang tinggal hanya kunci pengaman bagian belakang. Setelah tenang, teman-teman menyarankan agar motor segera di bawa ke bengkel motor, agar kunci dapat diperbaiki kembali dan motor dapat digunakan sebagaimana mestinya. Dengan diantar rekan kerja, saya pun berangkat ke bengkel. Sepanjang perjalanan, saya pun bersyukur, mengucapkan Alhamdullilah. Pertolongan Allah masih menaungi hambamu ini, ucapku dalam hati, sembari mengenang keutamaan sedekah dapat menolak bala.

Musibah motor mau hilang ini, mengingatkan saya bahwa sebelum musibah ini terjadi pada saya, ada satu episode hidup yang memberikan pelajaran bagi saya, agar hati-hati dalam menjaga sesuatu. Kisahnya berupa dompet saya dicopet di angkotan kota. Waktu itu kejadiannya berlangsung di pagi hari jam kerja, dengan kebiasaan saya sebelum mempunyai sepeda motor berangkat kerja memakai angkotan kota (angkot), di Bandung angkot jumlah penumpang ada yang harus tujuh-lima, dalam artian berpenumpang tujuh di tempat duduk sebelah kanan, dan kiri berjumlah lima sampai penuh, saya sendiri tak sadar ketika dompet hilang di angkot itu, tersadar waktu turun dari angkot, Astaghfirullah dalam hati. Dengan berusaha ikhtiar untuk mendapatkan kembali, dengan jalan melaporkan kejadian ke kantor polisi. Tentu dibarengi dengan evaluasi diri, mengapa kejadian ini terjadi? Setelah ikhtiar di lakukan tentunya dibarengi dengan dzikir- maupun doa kepada Allah Swt, agar dompet bisa kembali dan tentunya hikmah kejadian tersebut dapat merupakan ujian hidup ataupun kecerobohan saya pribadi.

Satu keajaiaban pun kembali saya alami, dompet yang hilang ternyata ditemukan kembali, kabar itu disampaikan oleh rekan kerja lewat telepon, yang memberitahukan bahwa dompet beserta uang memang sudah hilang akan tetapi surat-surat dan dokumen-dokumen masih ada dan ditemukan di jok kursi depan angkot yang berbeda dengan angkot yang biasa saya pakai. Yang lebih membuat saya takjub, angkot tersebut sedang berada di bengkel karena terkena musibah kecelakaan dan yang menemukan dokumen di dompet yang hilang itu, pekerja yang memperbaiki angkot, seorang bapak-bapak, usianya empat puluh tahunan ke atas. Subhanallah, ternyata beliau menceritakan kronologis kejadian ditemukannya dokumen-dokumen yang hilang. Dengan kejujuran dan kepolosan bapak ini, saya pun tak lupa memberikan sedekah, beliau pun menerima sembari mengucapkan terima kasih, saya pun tersenyum sambil berjabat tangan.

***

Tentu hikmah kejadian-kejadian ini, mengingatkan saya dari sebuah hadis: Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw, bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selama matahari masih terbit. Engkau mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang kau ayunkan untuk shalat adalah sedekah, dan engkau menyingkirkan aral dari jalan adalah juga sedekah.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar