Jika Anda seorang guru atau paling tidak Anda pernah mengajar, Anda pasti akan tahu bagaimana rasanya memandang wajah siswa-siswa yang tak termotivasi untuk belajar. Menyebalkan dan bikin frustasi. Seringkali kita ingin sekali mendekat kepada mereka lalu membisikkan kata-kata macam ini (atau bahkan berteriak?), “Saya menyerah. Saya tak tau lagi harus bagaimana. Saya sama sekali tak bisa memotivasi kamu untuk belajar!”
Saat Anda merasa sudah seperti ini (dan pasti Anda akan atau bahkan sudah dan sedang merasakannya, jika Anda adalah seorang guru), adalah sangat penting untuk selalu mengingat bahwa bagi siswa, pembelajaran kita hanyalah sebagian kecil komponen dalam kehidupan mereka (Luce, 1990). Ingatlah bahwa mereka juga mengikuti mata pelajaran yang lain dengan guru-guru yang lain, punya banyak PR, harus ikut kursus atau les, berteman, bermain, berorganisasi, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tertentu, dan bahkan mungkin bekerja sepulang sekolah. Singkat kata, mereka selalu terlibat dalam kehidupan yang amat kompleks yang akan berimbas pada berapa banyak energi dan atensi yang dapat mereka berikan pada pembelajaran kita.
Satu lagi, adalah sangat penting untuk selalu mengingat bahwa ada
suatu kenyataan tentang keterbatasan guru untuk memotivasi siswa untuk
belajar. Tetapi, ingatlah selalu untuk terus berupaya sekuat kemampuan
kita. Mungkin suatu waktu kita dapat merasa frustasi, lelah, dan ingin
menyerah. Setiap saat, setiap kesempatan, ada sangat banyak jenis
tekanan yang dapat menjatuhkan dan melemahkan motivasi belajar siswa.
Jika kita selalu berupaya sebaik mungkin untuk memotivasi mereka untuk
terus belajar, yakinlah seumur hidup mereka, mereka takkan pernah
melupakan upaya Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar