Penelitian ini berjudul “Pemanfaatan Air Laut
Sebagai Media Pembelajaran Kimia Unsur. Yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada rekan-rekan dosen/guru kimia yang bertugas di daerah
pesisir; bahwa air laut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
kimia unsur, khususnya unsur klor pada golongan Halogen. Air
laut mengandung halida-halida dan sebagian besar berupa garam NaCl.
Untuk mengisolasi adanya unsur-unsur klor dalam air laut dilakukan
dengan cara mengelektrolisis air laut. Sebagai anoda digunakan batangan
karbon, dan sebagai katoda digunakan batang besi (paku). Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa air laut dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran kimia unsur-unsur halogen khususnya unsur klor.
Kata Kuci: Air laut, Media Pembelajaran
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, maka tugas yang harus diemban oleh
seorang pendidik (guru dan dosen) tidak semakin ringan. Di tangan
pendidiklah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan
pendidikan. Yang menjadi sasaran utama tujuan pembangunan nasional yaitu
menjadikan manusia Indonesia seutuhnya; sebagaimana yang
diamanatkan dalam UUD 1945 yaitu pemerintah mengupayakan dan
menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional yang
diselenggarakan yaitu pendidikan yang berdasarkan pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan dalam Undang-Undang RI No.20
Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pada pasal: 3 bahwa
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dengan tujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, berilmu,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemerintah berupaya
mengadakan perubahan-perubahan khususnya di bidang pendidikan yang biasa
di sebut reformasi di bidang pendidikan.
Bertolak dari fungsi dan
tujuan pendidikan, maka peningkatan mutu pendidikan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi diusahakan diantaranya di bidang Ilmu
Pengetahun Alam. Peningkatana mutu pendidikan tersebut juga diusahakan
dalam bidang kimia, karena ilmu kimia merupakan salah satu disiplin
ilmu, yang menerapkan teori untuk keperluan proses belajar mengajar,
misalnya dengan memanfaatkan lingkungan yang ada, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Ilmu kimia dapat disebut
sebagai central science karena mempunyai kedudukan dan peranan yang
sangat penting diantara ilmu pengetahuan lainnya. Hampir tidak ada ilmu
pengetahuan lain yang tidak bergantung pada ilmu kimia, juga hampir
tidak ada industri yang tidak bergantung pada bahan kimia, karena ilmu
kimia dapat menjelaskan secara mikro/molekuler terhadap fenomena alam.
Di samping itu, ilmu kimia memberikan kontribusi yang penting dan
berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu terapan, misalnya kesehatan, pertanian dan perikanan serta teknologi lainnya. Selanjutnya
dalam penulisan ini akan dibahas Pemanfaata Air Laut Sebagai Media
Pembelajaran Kimia Unsur-Unsur Halogen di Daerah Pesisir.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan dosen dan guru kimia bahwa
air laut dapat digunakan sebagai media pembelajaran kimia unsur-unsur
halogen khususnya unsur klor di daerah pesisir. Menumbuhkan minat
belajar peserta didik khususnya yang berada di daerah pesisir
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Penelitian ini termasuk
penelitian deskripsi dan pengamatan/ eksperimen. Pada metode deskripsi
yaitu penulis mengkaji berbagai teori tentang bagaimana cara
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran secara umum dan khususnya
yang berhubungan dengan kimia sehingga pendidik mampu menyusun dan
menyajikan program pembelajaran baik dengan pemahaman konsep maupun
denga eksperimen; teori-teori tersebut diperoleh lewat refrensi yang
relevan. Sedangkan Metode pengamatan/eksperimen yaitu penulis melakukan
uji coba beberapa bahan yang ada di alam sekitar, misalnya dengan
larutan garam dapur, bahan pemutih dan air laut. Ternyata air laut dapat
digunakan sebagai sumber unsur klor dan air laut sangat mudah diperoleh
di daerah pesisir
Belajar mempunyai arti yang
berbeda-beda. Menurut Oemar Hamalik ( 1977: 40 ), arti dari belajar
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a. Belajar menurut pandangan tradisional; belajar adalah usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
b. Belajar menurut pandanga moder; belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi dengan lingkungan.
Teori Belajar Dan Pembelajaran Kimia
Menurut Aesubel (1968), sebagaimana yang
dikutip oleh Ratna Wilis Dahar, belajar dapat diklasifikasikan kedalam
dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau
bahan pelajaran yang disajikan kepada peserta didik melalui penerimaan
atau penemuan. Dimensi yang kedua tentang bagaimana peserta didik dapat
mengaitkan informasi pada strutur kognitif yang telah ada. Struktur
kognotif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi
yang telah dipelajari dan diingat peserta didik. Dimensi yang kedua ini
adalah inti dari teori belajar Aesubel, belajar bermakna merupakan
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Jadi belajar dapat
diartikan bahwa suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk
mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukannya, dengan
tujuan untuk memperoleh perubahan pada dirinya, baik berupa pengetahuan,
keterampilan maupun sikap.
Dalam Pembelajaran kimia perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata seperti dalam bidang IPTEK, Kesehatan, Industri dan Pertanian untuk meningkatkan wawasan dan kebanggaan nasional, dengan
mempertimbangkan bagaimana manusia berfikir tentang kimia, bagaimana
terbentuknya konsep kimia dan kemampuan pada diri manusia, maka
diperlukan beberapa teori belajar yang dapat digunakan untuk mempelajari
kimia (Liliasari: 1994).
Dengan belajar ilmu kimia peserta didik mampu
menerapkan konsep-konsep kimia dan metode ilmiah dengan menggunakan
pendekatan belajar yang bervariasi untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kimia diharapkan pula
mampu meningkatkan sikap ilmiah peserta didik dalam menghadapi fenomena
alam, mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dan memiliki kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup (Harry: 1997)
MEDIA PEMBELAJARAN
Pada dasarnya media yang
digunakan dalam proses pembelajaran berfungsi untuk mengatasi hambatan
dalam berkomunikasi, keterbatasan lingkungan (kelas, alat dan bahan
dilaboratorium), sikap pasif anak didik, serta untuk meningkatkan
tingkat pemahaman pada konsep-konsep tertentu yang diajarkan. Media
pembelajaran pada umumnya mengandung aspek, sebagai alat dan sebagai
teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode pembelajaran yang
digunakan.
Dalam proses pembelajaran pendidik berperan
sebagai fasilitator, motifator, kreator dan inovator; sehingga mampu
menumbuhkan motivasi, minat dan semangat yang tinggi pada peserta didik
dalam proses pembelajaran. Teknik seperti ini dapat disebut media. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1988:22) bahwa media pendidikan
adalah alat, metode dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan
komunikasi antara pendidik dan anak didik dalam rangka proses pendidikan
dan pengajaran.
Untuk memiliki keterampilan proses tertentu tersebut harus
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu pula. Hal ini dapat terlaksana
apabila sarana memadai, sehingga seorang pendidik harus berperan sebagai
motivator dan kreator agar kualitas belajar peserta didik dapat
ditingkatkan. Jika alat atau bahan yang ada tidak
memungkinkan lagi untuk digunakan atau tidak ada maka lingkungan dapat
dimanfaatkan sebai media pembelajaran. Jadai media adalah semua benda
yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik untuk meningkatkan prestasi dalam proses pembelajaran dan efektifitas program yang telah direncanakan.
HASIL PENGAMATAN PEMBAHASAN
a. Air Laut Sebagai Media Pembelajaran Unsur-Unsur Halogen
Air sangat penting bagi kehidupan baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh proses kimia dalam tubuh bnerlangsung dalam pelarut air. Dalam
kehidupan sehari-hari air kita gunakan dalam berbagai keperluan,
misalnya rumah tangga, peranian, transportasi dan rekreasi. Dalam
industri air digunakan antara lain digunakan bahan pengolah, pendingin
dan pembangkit listrik.
Air merupakan pelarut yang
baik, oleh karena itu air alam tidak pernah murni, seperti halnya air
laut tedapat berbagai zat terlarut. Berdasarkan eksperimen yang telah
kami lakukan bahwa dalam 1 liter air laut terdapat: NaCl 22,05 gram; MgSO4 3,15 gram; MgCl2 2,5 gram; K2SO4 1,75 gram dan KBr
0,15 gram. Air laut mengandung halida-halida sebagian besar berupa
garam NaCl. Dengan dasar inilah kami mencoba mengamati sample air laut
sebagai media pembelajaran kimia unsur halogen, dengan cara
mengelektrolisis air laut menggunakan perangkat elektrolisis sedehana
sebagai elekroda digunakan batang karbon sebagai anoda dan paku sebagai
katoda, dengan sumber arus searah.
b. Sifat Unsur Halogen
Halogen adalah
unsur-unsurdalam sistem periodik terletak pada golongan VII A yaitu
Flour, Clor, Brom, Yod dan Astatin. Unsur-unsur ini disebut halogen
artinya pembentuk garam, karena dapat bereaksi logam membentuk garam.
Klor sebagai contoh, dapat bereaksi dengan logam natrium membentuk garam
natrium klorida, yang lazim disebut sebagai garam dapur. Semua halogen tergolong non logam yang sangat reaktif kecuali astatin yang sifat belum banyak diketahui.
Sifat fisis halogen dapat
dilihat dari warna dan baunya. Flour berwarna kuning, klor berwarna
hijau, brom berwarna merah cokelat, kristal iodberwarna hitam mengkilap
sedangkan uap iod berwarna ungu. Unsur klor mempunyai sifat-sifat khusus
dan mudah dikenal. Gas klor dari hasil elektrolisis berwarna hijau.
Senyawa-senyawa klor banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sebagai desinfektan pada pengolahan air minum sebagai
pengelantang (pemutih) dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran
untuk menjelaskan sifat-sifat gas klor tidak cukup hanya sekedar
berteori harus mengamati langsung dengan melakukan eksperimen. Meskipun
dengan keterbatasan alat dan bahan yang ada disekolah eksperimen ini
tetap dilaksanakan, yaitu dengan memanfatkan air laut sebagai media
pembelajaran karena air laut banyak mengandung senyawa halogen berupa
senyawa halida. Air laut dielektrolisis seperti pada prosedur berikut:
c. Pembuatan gas klor dari air laut
- Dengan mengambil sampel air laut sebanyak 1000 mL dimasukkan kedalam botol penyimpanan
- Menyaring kotoran pada air laut
- Air laut yang sudah disaring diambil sebanyak 250 mL kemudian mengelektrolisis sampel tersebut dengan menghubungkan sumber arus searah hingga warna air laut menjadi hijau.
Keterangan:
- Sel elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia, reaksi redoks yang terjadi tidak spontan.
- Elektrod
negatif mengandung banyak elektron yang beraal dari sumber arus. Ion
positif Na+ yang tertarik dan bergerak keelektroda negatif, karena ion
Na+ termasuk ion logam reaktif maka yang akan mengalami reduksi adalah
air menjadi gas H2 dan OH- Air tersebut direduksi oleh elektron dari
elektroda yang berasal dari sumber arus; 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) +
H2(g); oleh karena pada elektroda negatif terjadi reaksi reduksi,
sehingga elektroda negatif pada sel elektrolisis adalah katoda.
- Ion positif kekurangan elektron, akibatnya ion Cl- melepaskan elektron pada elektroda dan berubah menjadi molekul Cl2; seperti pada persamaan: 2Cl-(aq)
→ Cl2 + 2e; dengan demikian pada elektroda positif pada sel
elektrolisis adalah anoda. Secara keseluruhan persamaan reaksinya dapat
ditulis:
Katoda (-) : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) ; QUOTE
reaksi reduksi
Anoda (+) : 2Cl- → Cl2 + 2e ; QUOTE
reaksi oksidasi
Dari
hasil elektrolisis inilah diperoleh gas klor (Cl2) yang warnanya hijau
muda, sehingga dengan mudah untuk membedakan antara gas-gas halogen
lainya. Dengan melakukan eksperimen seperti ini lebih memudahkan peserta
didik untuk menguasai konsep-konsep kimia khususnya unsur-unsur
halogen, senyawa halogen dan sifat-sifatnya.
Berdasarkan
hasil penelitian telah kami lakukan ternyata dengan menggunakan media
tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik, pada
pengusaan konsep unsur-unsur halogen kjhususnya pada sub konsep unsur
klor, senyawa dan sifat-sifatnya. Kegiatan seperti ini telah kami lakukan sejak alat dan bahan yang ada disekolah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan.
KESIMPULAN
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa air laut
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kimia unsur-unsur halogen
khususnya unsur klor. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan suatu
media tertentu peserta didik lebih tertarik untuk belajar kimia,
sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA- Firman Harry, 1997, Kimia 1 SMU, ed 2. Jakarta, Balai Pustaka
- Liliasari, 1994, Kimia 3 SMU, ed 1. Jakarta, Balai Pustaka
- Hamalik Oemar, Dr (1988), Media Pendidikan, Bandung, Mandar Maju
- Sastrawijaya Tresna, 1988, Proses Belajar Mengajar Kimia Jakarta, Direktoar Jenderal Pendidikan Tinggi.
- Petrucci Ralph. H. (1992), Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern edisi keempat, Jakarta: Erlangga.
- Wilis Dahar Ratna (1986), Teori-Teori Belajar, Jakarta Universitas Terbuka.
- …………….(2003), Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, Depdiknas
mengapa di air laut terdapat senyawa halida tolong dijelaskan , terima kasih
BalasHapus