Setelah Komisi X DPR-RI memutuskan untuk melaksanakan ujian nasional
(UN), para wakil rakyat berjanji akan membenahi sistem ujian tersebut
tahun depan. Format baru UN bakal dirumuskan. Masukan dari berbagai
pakar pendidikan bakal dipertimbangkan.
Ketua Panja UN
Rully Chairul Azwar mengatakan, Komisi X memang sudah sepakat agar UN
jalan terus. Demikian pula dengan pencairan anggaran. Kendati demikian,
Komisi X akan membuat rumusan baru ujian tersebut. “Terutama, mengubah
metodologi yang ada. Sehingga tidak ada lagi polemik yang berlangsung
dari tahun ke tahun,” terangnya.
Komisi X juga akan
meninjau kembali PP nomor 19/2005 tentang standarisasi nasional
pendidikan (SNP). Terutama, pada pasal 66 hingga 73 tentang pelaksanaan
UN. Sebab, pasal-pasal tersebut dinilai bertentangan dengan UU 32/2002
tentang sistem pendidikan nasional. “Karena itu, panja UN akan
diteruskan untuk mengkaji kembali ujian tersebut. Sehingga, tahun depan
sistem yang baru sudah siap,” jelasnya.
Komisi X juga akan
membantu Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam pengawasan.
Juga memperbaiki pelaksanaan UN sebelum berlangsung secara serentak
pada 22 Maret mendatang. Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) itu juga
meminta komitmen kepala daerah untuk menjaga agar pelaksanaan UN jujur
dan kredibel.
Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring
mengatakan akan mensupport Kemendiknas dalam melaksanakan UN. Dia
mengatakan, UN terbukti mendongkrak nilai siswa. “Dari tahun ke tahun
ada perbaikan. Persentase kelulusan cukup tinggi. Apalagi, tahun ini
pemerintah memberi kesempatan siswa yang tidak lulus untuk mengikuti
ujian ulang,” terang Tifatul usai membuka diskusi publik penyelenggaraan
ujian nasional di Hotel Sahid Jaya, kemarin.
Tifatul
mengatakan, UN mengajarkan siswa memiliki jiwa kompetitif. Karena itu,
Kemenkominfo berjanji meningkatkan akses informasi di bidang pendidikan.
Yaitu, dengan memasang internet di semua SD pada 2014. Sebagaimana
diketahui, MA memberi kesempatan terhadap pemerintah untuk menggelar UN
dengan catatan ada peningkatan terhadap akses informasi pendidikan.
Karena itu, Kementriannya berjanji akan merealisasikan tuntutan itu.
Pakar Pendidikan Darmaningtyas dalam diskusi itu mengungkapkan
pendapatnya bahwa evaluasi terhadap anak didik sebaiknya dikembalikan
pada model Ebtanas dan Ebta. “Karena itu menjawab dua kebutuhan
sekaligus. Ebta menjawab otonomi guru dalam menilai siswanya. Yang
ebtanas memenuhi standar pendidikan nasional,” ujarnya.
Menurutnya, selama 17 tahun ebtanas dilangsungkan, relatif tidak ada
persoalan yang krusial di lapangan. Berbeda dengan UN yang dinilai
banyak memunculkan persoalan. “Para pejabat jangan menyamakan dengan
ujian negara. Banyak yang tidak lulus nggak papa,” ujarnya.
Persoalannya, kata Darmaningtyas, dulu bersekolah tidak mengeluarkan
banyak biaya. Seperti, pengeluaran untuk buku tulis, sepati, seragam dan
sebagainya. “Artinya apa? Berbeda dengan kondisi sekarang. Kalau tidak
lulus UN, akan semakin menambah beban siswa. Juga berpengaruh terhadap
psikologisnya,” ungkap dia.
Karena itu, dia menyarankan
agar Kemendiknas lebih terbuka terhadap berbagai masukan. Terutama,
untuk merevisi PP 19 /2005 yang dianggap bertentangan dengan UU
Sisdiknas. Dalam UU Sisdiknas disebutkan, masyarakat dan organisasi
profesi untuk melakukan evaluasi. Dengan begitu, evaluasi tidak
didominasi negara. “Artinya, UN bisa dilakukan tak hanya pemerintah.
Sama seperti TOEFL bisa diselenggarakan berbagai lembaga, skornya ya
itu, sudah fix. Standarnya yang harus disamakan,” terangnya.
Ketua PGRI Sulistyo menambahkan, mau tak mau kebijakan baru UN
harus segera dilakukan untuk 2011. Model UN saat ini dinilai memberi
peluang sekolah dan siswa untuk berbuat kecurangan. “Pemerintah tak
dapat menafikan hal itu. Karena itu, harus ada perbaikan model ujian itu
secara menyeluruh,” tuturnya.
Kepala Balitbang
Kemendiknas Mansyur Ramli mengatakan, pemerintah berjanji
mempertimbangkan berbagai masukan. “Karena ini memang sangat penting
bagi kami untuk memperbaiki sistem yang ada. Untuk itulah diskusi ini
dilakukan,” terangnya. Mansyur menjelaskan, pemerintah menyadari bahwa
penyempurnaan ujian tersebut harus dilakukan. “Evaluasi akan dilakukan
secara menyeluruh. Baik terkait pelaksanaan maupun metodologi,”
ujarnya.(kit)
Caesars Casino Review (2021) - Get $10 Free with No Deposit
BalasHapusCaesars Casino Review · 1. Claim your $10 free 메이저 토토 사이트 bonus and receive up to ventureberg.com/ $20 1등 사이트 in casino credits (30 Free Spins) · 토토 2. Play Slots at Caesars Casino.