Padahalah maknanya begitu dalam.
Ada
sebuah cerita yang dulu pernah aku dengar dari guru ngajiku waktu di
kampung. Ceritanya tentang seorang tokoh yang amat disegani di
daerahnya. Beliau sangat kaya, dan baik hati. Pernah guru ngaji ku itu
bertamu kerumah beliau. Bagus sekali rumahnya, bertingkat tiga,
halamannya luas dan perabot rumahnya bagus – bagus. Tapi bukan itu yang
ingin kuceritakan. Satu hal yang membuat guru ngajikau takjub adalah
tulisan didepan pintu ketika mau keluar. Disitu tertulis dengan huruf
besar “OJO DUMEH”. Gurukupun tertegun apa maksudnya?
Dan gurukupun bertanya pada si empunya rumah. “ Pak, kok ada tulisan ojo dumeh didepan pintu, maksudnya apa?
Beliaupun
menjawab dengan tenang. “ Rumah ini milik Saya, dan saya boleh merasa
berkuasa disini. Semua barang – barang yang ada dirumah ini adalah milik
Saya. Tapi ketika Saya melangkah keluar dari rumah ini Saya bukan apa –
apa dan Saya buka siapa –siapa. Ojo dumeh memberikan kepada Saya suatu
pelajaran bahwa kita tidak boleh sombong, tidak boleh merasa paling
hebat, paling dikdaya dan sebagainya. Kita semua sama, hanya nasib saja
yang membedakan. Oleh Allah, saya dikaruniai banyak harta dan jabatan,
tetapi semua itu bukan milik Saya. Itu hanya amanah yang diberikan
kepada Saya. Oleh karena itu Saya tidak boleh “Dumeh” . Dumeh kaya Saya
jadi sombong, Tidak, tidak demikian, saya harus membagi harta saya
kepada orang lain yang membutuhkan”.
Itu
mungkin salah satu dari makna Ojo Dumeh, yang kurang lebih artinya kita
tidak boleh sombong. Tapi menurutku, tidak sebatas itu arti dari Ojo
Dumeh. Kalau kita tidak kaya, tidak punya jabatan, apakah tidak boleh
punya motto ‘Ojo Dumeh”?. Menurutku, meskipun kita miskin, kita juga
harus bilang ke diri kita “ Ojo dumeh kita miskin, trus kita pesimis,
tidak punya semangat hidup dll. Boleh kita miskin, tetapi miskin yang
terhormat. Jangan sampai karena kemiskinan itu membuat kita kufur dari
nikmat Allah. Jangan karena miskin trus kita jadi peminta – minta. Itu
namanya miskin yang tidak terhormat.”
Dan
masih banyak lagi sebenarnya makna Ojo Dumeh itu. Tapi intinya kita
jangan terbelenggu oleh keaadan yang sekarang ada pada diri kita. Kita
harus tetap optimis menjalani hidup. Kita harus seimbang dalam bersikap.
Ojo Dumeh, Jangan Karena…
Kalau baca konteks kalimatnya, mungkin bisa kita pakai 'jangan mentang-mentang' untuk padanan kata bagi 'ojo dumeh'
BalasHapusOjo dumeh lebih bersifat 'mengingatkan' untuk sesuatu yang negatip, tapi kalau untuk 'ojo dumeh miskin' - kayaknya gak gitu tepat.
Untuk 'miskin' mungkin agak lebih tepat kalau memakai kata 'meskipun' atau 'walaupun' - beda rasa bahasanya dengan 'ojo dumeh' mestinya ya?
'ojo dumeh' berasal dari bahasa jawa
BalasHapusojo = jangan
dumeh = sombong/suka pamer
ojo dumeh = jangan(lah) sombong
sedang bahasa jawanya 'jangan karena' itu OJO KERONO..
kalau kata 'ojo dumeh' di artikan 'jangan karena' itu berasal dari bahasa mana?