Selasa, 26 Oktober 2010

Pendidikan Karakter

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.  Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
  1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
  2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
  3. Menunjukkan sikap percaya diri;
  4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
  5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
  6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
  7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
  8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
  9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
  10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
  11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
  13. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
  14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
  15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
  16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
  17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
  18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
  19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
  20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
  21. Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Rabu, 20 Oktober 2010

Pemanfaatan Air Laut Sebagai Media Pembelajaran Kimia kelas XII Unsur Halogen di Daerah Pesisir

Penelitian ini berjudul “Pemanfaatan Air Laut Sebagai Media Pembelajaran Kimia Unsur. Yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan dosen/guru kimia yang bertugas di daerah pesisir; bahwa air laut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kimia unsur, khususnya unsur klor pada golongan Halogen. Air laut mengandung halida-halida dan sebagian besar berupa garam NaCl. Untuk mengisolasi adanya unsur-unsur klor dalam air laut dilakukan dengan cara mengelektrolisis air laut. Sebagai anoda digunakan batangan karbon, dan sebagai katoda digunakan batang besi (paku). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa air laut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kimia unsur-unsur halogen khususnya unsur klor.
Kata Kuci: Air laut, Media Pembelajaran
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, maka tugas yang harus diemban oleh seorang pendidik (guru dan dosen) tidak semakin ringan. Di tangan pendidiklah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan. Yang menjadi sasaran utama tujuan pembangunan nasional yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya;  sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945 yaitu pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional yang diselenggarakan yaitu pendidikan yang berdasarkan  pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pada pasal: 3 bahwa pendidikan  berfungsi mengembangkan  kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dengan tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemerintah berupaya mengadakan perubahan-perubahan khususnya di bidang pendidikan yang biasa di sebut reformasi di bidang pendidikan.
Bertolak dari fungsi dan tujuan pendidikan, maka peningkatan mutu pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi diusahakan diantaranya di bidang Ilmu Pengetahun Alam. Peningkatana mutu pendidikan tersebut juga diusahakan dalam bidang kimia, karena ilmu kimia merupakan salah satu disiplin ilmu, yang menerapkan teori untuk keperluan proses belajar mengajar, misalnya dengan memanfaatkan lingkungan yang ada, sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Ilmu kimia dapat disebut sebagai central science karena mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting diantara ilmu pengetahuan lainnya. Hampir tidak ada ilmu pengetahuan lain yang tidak bergantung pada ilmu kimia, juga hampir tidak ada industri yang tidak bergantung pada bahan kimia, karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro/molekuler terhadap fenomena alam. Di samping itu, ilmu kimia memberikan kontribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu  terapan, misalnya kesehatan, pertanian dan perikanan serta teknologi lainnya.  Selanjutnya dalam penulisan ini akan dibahas Pemanfaata Air Laut Sebagai Media Pembelajaran Kimia Unsur-Unsur Halogen di Daerah Pesisir. 

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan dosen dan guru kimia bahwa air laut dapat digunakan sebagai media pembelajaran kimia unsur-unsur halogen khususnya unsur klor di daerah pesisir. Menumbuhkan minat belajar peserta didik  khususnya yang berada di daerah pesisir
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi dan pengamatan/ eksperimen. Pada metode deskripsi yaitu penulis mengkaji berbagai teori tentang bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran secara umum dan khususnya yang berhubungan dengan kimia sehingga pendidik mampu menyusun dan menyajikan program pembelajaran baik dengan pemahaman konsep maupun denga eksperimen; teori-teori tersebut diperoleh lewat refrensi yang relevan. Sedangkan Metode pengamatan/eksperimen yaitu penulis melakukan uji coba beberapa bahan yang ada di alam sekitar, misalnya dengan larutan garam dapur, bahan pemutih dan air laut. Ternyata air laut dapat digunakan sebagai sumber unsur klor dan air laut sangat mudah diperoleh di daerah pesisir
Belajar mempunyai arti yang berbeda-beda. Menurut Oemar Hamalik ( 1977: 40 ), arti dari belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a.       Belajar menurut pandangan tradisional; belajar adalah usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
b.      Belajar menurut pandanga moder; belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi dengan lingkungan.
Teori Belajar Dan Pembelajaran Kimia
Menurut Aesubel (1968), sebagaimana yang dikutip oleh Ratna Wilis Dahar, belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau bahan pelajaran yang disajikan kepada peserta didik melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi yang kedua tentang bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi pada strutur kognitif yang telah ada. Struktur kognotif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat peserta didik. Dimensi yang kedua ini adalah inti dari teori belajar Aesubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Jadi belajar dapat diartikan bahwa suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukannya, dengan tujuan untuk memperoleh perubahan pada dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Dalam Pembelajaran kimia  perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata seperti dalam bidang  IPTEK, Kesehatan, Industri dan Pertanian untuk meningkatkan wawasan dan kebanggaan nasional,  dengan mempertimbangkan bagaimana manusia berfikir tentang kimia, bagaimana terbentuknya konsep kimia dan kemampuan pada diri manusia, maka diperlukan beberapa teori belajar yang dapat digunakan untuk mempelajari kimia (Liliasari: 1994).  
Dengan belajar ilmu kimia peserta didik mampu menerapkan konsep-konsep kimia dan metode ilmiah dengan menggunakan pendekatan belajar yang bervariasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kimia diharapkan pula mampu meningkatkan sikap ilmiah peserta didik dalam menghadapi fenomena alam, mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi  dan memiliki kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup (Harry: 1997)
MEDIA PEMBELAJARAN
Pada dasarnya media yang digunakan dalam proses pembelajaran berfungsi untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan lingkungan (kelas, alat dan bahan dilaboratorium), sikap pasif anak didik, serta untuk meningkatkan tingkat pemahaman pada konsep-konsep tertentu yang diajarkan. Media pembelajaran pada umumnya mengandung aspek, sebagai alat dan sebagai teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Dalam proses pembelajaran pendidik  berperan sebagai fasilitator, motifator, kreator dan inovator; sehingga mampu menumbuhkan motivasi, minat dan semangat yang tinggi pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Teknik seperti ini dapat disebut media.  Sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1988:22) bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi antara pendidik dan anak didik dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran.
Untuk memiliki keterampilan proses tertentu tersebut  harus melakukan kegiatan-kegiatan tertentu pula. Hal ini dapat terlaksana apabila sarana memadai, sehingga seorang pendidik harus berperan sebagai motivator dan kreator agar kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Jika alat atau bahan  yang ada tidak memungkinkan lagi untuk digunakan atau tidak ada maka lingkungan dapat dimanfaatkan sebai media pembelajaran. Jadai media adalah semua benda yang digunakan dalam  proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik  untuk meningkatkan prestasi dalam proses pembelajaran dan efektifitas program yang telah direncanakan.

HASIL PENGAMATAN PEMBAHASAN
a.    Air Laut Sebagai Media Pembelajaran Unsur-Unsur Halogen
Air  sangat  penting bagi  kehidupan  baik  manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh  proses kimia dalam tubuh bnerlangsung dalam pelarut air.  Dalam kehidupan sehari-hari air kita gunakan dalam berbagai keperluan, misalnya rumah tangga, peranian, transportasi dan rekreasi. Dalam industri air digunakan antara lain digunakan bahan pengolah, pendingin dan pembangkit listrik.
Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu air alam tidak pernah murni, seperti halnya air laut tedapat berbagai zat terlarut. Berdasarkan eksperimen yang telah kami lakukan bahwa dalam 1 liter air laut terdapat: NaCl 22,05 gram;  MgSO4  3,15 gram;  MgCl2 2,5 gram; K2SO4 1,75 gram  dan  KBr 0,15 gram. Air laut mengandung halida-halida sebagian besar berupa garam NaCl. Dengan dasar inilah kami mencoba mengamati sample air laut sebagai media pembelajaran kimia unsur halogen, dengan cara mengelektrolisis air laut menggunakan perangkat elektrolisis sedehana sebagai elekroda digunakan batang karbon sebagai anoda dan paku sebagai katoda, dengan sumber arus searah.
b.   Sifat Unsur Halogen
Halogen adalah unsur-unsurdalam sistem periodik terletak pada golongan VII A yaitu Flour, Clor, Brom, Yod dan Astatin. Unsur-unsur ini disebut halogen artinya pembentuk garam, karena dapat bereaksi logam membentuk garam. Klor sebagai contoh, dapat bereaksi dengan logam natrium membentuk garam natrium klorida,  yang lazim disebut sebagai garam dapur. Semua halogen tergolong non logam yang sangat reaktif  kecuali astatin yang sifat belum banyak diketahui.
Sifat fisis halogen dapat dilihat dari warna dan baunya. Flour berwarna kuning, klor berwarna hijau, brom berwarna merah cokelat, kristal iodberwarna hitam mengkilap sedangkan uap iod berwarna ungu. Unsur klor mempunyai sifat-sifat khusus dan mudah dikenal. Gas klor dari hasil elektrolisis berwarna hijau. Senyawa-senyawa klor banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai desinfektan pada pengolahan air minum sebagai pengelantang (pemutih) dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan sifat-sifat gas klor tidak cukup hanya sekedar berteori harus mengamati langsung dengan melakukan eksperimen. Meskipun dengan keterbatasan alat dan bahan yang ada disekolah eksperimen ini tetap dilaksanakan, yaitu dengan memanfatkan air laut sebagai media pembelajaran karena air laut banyak mengandung senyawa halogen berupa senyawa halida. Air laut dielektrolisis seperti pada prosedur berikut:
c.    Pembuatan gas klor dari air laut
  • Dengan mengambil sampel air laut sebanyak 1000 mL dimasukkan kedalam botol penyimpanan
  • Menyaring kotoran pada air laut
  • Air laut yang sudah disaring diambil sebanyak 250 mL kemudian mengelektrolisis sampel tersebut dengan menghubungkan sumber arus searah hingga warna air laut menjadi hijau.

Keterangan:
-       Sel elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia, reaksi redoks yang terjadi tidak spontan.
-       Elektrod negatif mengandung banyak elektron yang beraal dari sumber arus. Ion positif Na+ yang tertarik dan bergerak keelektroda negatif, karena ion Na+ termasuk ion logam reaktif maka yang akan mengalami reduksi adalah air menjadi gas H2 dan OH- Air tersebut direduksi oleh elektron dari elektroda yang berasal dari sumber arus; 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g); oleh karena pada elektroda negatif terjadi reaksi reduksi, sehingga elektroda negatif pada sel elektrolisis adalah katoda.
-       Ion positif kekurangan elektron, akibatnya ion Cl- melepaskan elektron pada elektroda dan berubah menjadi molekul Cl2;  seperti pada persamaan:          2Cl-(aq) → Cl2 + 2e; dengan demikian pada elektroda positif pada sel elektrolisis adalah anoda. Secara keseluruhan persamaan reaksinya dapat ditulis:
Katoda (-) :  2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) ;      QUOTE
 
  reaksi   reduksi
Anoda (+) :   2Cl-               → Cl2 + 2e ;            QUOTE
 
reaksi   oksidasi
          Dari hasil elektrolisis inilah diperoleh gas klor (Cl2) yang warnanya hijau muda, sehingga dengan mudah untuk membedakan antara gas-gas halogen lainya. Dengan melakukan eksperimen seperti ini lebih memudahkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep kimia khususnya unsur-unsur halogen, senyawa halogen dan sifat-sifatnya.
        Berdasarkan hasil penelitian telah kami lakukan ternyata dengan menggunakan media tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik, pada pengusaan konsep unsur-unsur halogen kjhususnya pada sub konsep unsur klor, senyawa dan sifat-sifatnya.  Kegiatan seperti ini telah kami lakukan sejak alat dan bahan yang ada disekolah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan.  
KESIMPULAN
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa air laut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kimia unsur-unsur halogen khususnya unsur klor. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan suatu media tertentu peserta didik lebih tertarik untuk belajar kimia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

  • Firman Harry, 1997, Kimia 1 SMU, ed 2. Jakarta, Balai Pustaka
  • Liliasari, 1994, Kimia 3 SMU, ed 1. Jakarta, Balai Pustaka
  • Hamalik Oemar, Dr (1988), Media Pendidikan, Bandung, Mandar Maju
  • Sastrawijaya Tresna, 1988, Proses Belajar Mengajar Kimia Jakarta, Direktoar Jenderal Pendidikan Tinggi.
  • Petrucci Ralph. H. (1992), Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern edisi keempat, Jakarta: Erlangga.
  • Wilis Dahar Ratna (1986), Teori-Teori Belajar, Jakarta Universitas Terbuka.
  • …………….(2003), Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, Depdiknas

GURU PEJUANG PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN WNI

Upaya meningkatkan mutu guru dimulai dari adanya keinginan guru untuk merubah perilaku dan lingkungannya dimana mereka berada. Guru profesional merupakan guru mandiri guru yang memahami, menghayati dan mengamalkan segala bentuk hak dan kewajibannya sebagai seorang guru. Guru harus memiliki empat kompetensi dasar yang diperlukan yi: Kompetensi peadagogis, kompetensi profesional, komptensi kepribadian dan kompeatensi sosial. Keempat kompetensi dasar ini yang harus diperjuangkan dan diamalkan kapan dan dimanapun mereka berada. Sudah seyogyanya guru-guru massa kini menjadi pejuang untuk terciptanya  masyarakat yang adil dan sejahtera sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 45. Disamping harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas guru Indonesia saat ini harus memiliki keberanian untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan  masyarakat. Kita bisa melihat fakta di lapangan banyak para pakar/ilmiawan tapi kurang begitu bermaslahat bagi masyarakat di lingkungannya, kebanyakan para pakar/ilmiawan ini hanya bisa berkomentar tentang teori-teori ilmu pengetahuan yang dimilikinya tanpa membumi membaktikan dirinya untuk kepentingan banyak orang atau menjadi insan "Rahmatan Lill a'lamin".  Hal ini sangat memprihatinkan kita, mengingat kita sebagai manusia terdidik harusnya memiliki kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang masih serba kekurangan dalam untuk bersama-sama merubah hidupnya melalui jalur pendidikan. Kalau bukan oleh guru? oleh siapa lagi pendidikan yang bertujuan mencetak  insan paripurna ini kita perjuangkan? Saat ini kita patut berbahagia dengan di syahkannya UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai bentuk penghargaan pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap profesi Guru. Dengan di undangkan UU Guru dan Dosen ini kita berharap para guru-guru di Indonesia bisa tampil lebih berani dan lebih elegan dalam memperjuangkan rasa keadilan masyarakat yang dapat meningkatkan taraf kesejehteraan Warga Negara Indonesia, sehingga kelak semua WNI menjadi manusia yang memiliki harkat dan martabat tinggi di hadapan warga negara bangsa lain, dan kita tidak  lagi mendengar ada para TKI yang pulang dengan cacat fisik bahkan sampai pulang tinggal nama akibat penyiksaan majikannya karena ketidakmampuan baik dalam berbahasa asing misalnya ataupun kurangnya penguasaan kemampuan sebagai tenaga kerja terdidik dan terlatih ataupun juga ketidaktahuan ("kebodohan") akan hak dan kedudukannya sebagai Tenaga kerja,  Akibat pola pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah tidak menyentuh pada keterampilan praktis di lapangan. Ini semua merupakan tanggung Jawab kita para Guru Indonesia untuk mengingatkan dan memberikan pencerahan kepada para peserta didik kita.  Akhir kata saya mengucapkan Selamat berjuang Guru-guru Indonesia manfaatkan UU Guru dan Dosen untuk bekerja lebih profesional, Jadilah Guru Profesional yang mampu menjawab semua tantangan Jaman dan dapat meningkatkan martabat Bangsa"  Semoga amal baktimu mendapat Ridho Allah SWT. Ami....in.

Sukses vs Gagal

Sebelum kenaikan kelas tahun pelajaran 2010/2011, kira-kira bulan Juni saya mendapat sms dari seorang murid kelas X yang inti isinya adalah meminta agar nilai kimia lebih tinggi dari yang diperoleh agar masuk jurusan IPA. Memang kimia, fisika, dan biologi merupakan tiga mata pelajaran yang disyaratkan untuk tidak kurang dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Bila salah satu mata pelajaran ini nilanya di bawah KKM dapat dipastikan seorang siswa tidak akan masuk jurusan IPA.
Sekalipun salah kaprah bahwa jurusan IPA lebih elite dari IPS atau Bahasa dan hidup dijamin akan sukses, namun sudah kadung di negeri ini begitulah adanya. Termasuk orang tua murid ini. Kok saya tahu orang tua siswa ini terlibat? Dari alasan murid tersebut saya dapat penjelasan bahwa orang tuanya memaksa agar masuk IPA.
***
Sukses bisa jadi bagi murid atau orang tua adalah bila masuk jurusan IPA. Gagal adalah bila masuk jurusan non IPA alias IPS atau Bahasa. Bagi yang belum lulus SMA, lulus SMA adalah sebuah kesuksesan. Bagi yang belum sarjana, bila telah diwisuda dan mendapat ijazah, sukses telah dicapai. Ketika mendapatkan sebuah pekerjaan, seorang penganggur akan berucap “yes… sukses!!!” Bagi peserta piala dunia sepak bola, sukses adalah bila memeroleh gelar juara.
Kita, dalam kehidupan ini sesungguhnya telah meraih puluhan bahkan ratusan kesuksesan. Contoh, ketika saya usia belasan dan alhumdillah dapat masuk ke sebuah SMA negeri di Bandung, sementara banyak kawan yang masuk SMA swasta, mereka bilang saya telah sukses. Ketika saya masuk perguruan tinggi negeri, sementara banyak kawan yang tidak masuk, banyak tetangga bilang saya telah sukses. Dan, ketika saya mendapat pekerjaan sebagai pegawai negeri, banyak saudara yang bilang saya telah sukses. Bahkan, ketika saya mampu menulis dan menerbitkan sebuah buku, banyak sahabat mengatakan saya adalah manusia sukses.
So, kalau begitu sukses itu apa? Setidaknya dari cerita di atas saya telah mencapai empat kesuksesan. Bayangkan kalau saya ceritakan seluruh kisah hidup saya, bisa jadi ratusan sukses telah saya capai. Menurut pemikiran saya tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah meraih kesuksesan. Mengapa? Sukses bisa jadi berbatas waktu, artinya sukses bisa terjadi pada saat tertentu saja. Betul, ketika buku pertama berhasil diluncurkan, saya merasa sukses. Namun beberpa bulan kemudian sukses tersebut kadarnya berkurang karena saya ingin meluncurkan buku kedua, saya ingin sukses kembali.
Peristiwa di atas menunjukan bahwa sukses datang silih berganti. Sukses pun selalu menanti kita sepanjang kita masih bernapas. Tetapi ada yang aneh dengan sukses yaitu terus menerus menghampiri kita, tinggal bagaimana kita menjemputnya. Orang mengatakan bahwa lawan kata dari sukses adalah gagal. Nah, untuk mencapai sukses berarti kita harus siap menghadapi kegagalan. Artinya, kita harus berani gagal. Siapa berani gagal, sukses di depan mata.
***
Setali tiga uang dengan sukses, gagal pun silih berganti datang. Ketika menghapi kegagalan sudah wajar bila seseorang bangkit. Bedanya orang sukses sekali lebih banyak bangkit dibanding orang gagal. Oleh sebab itu bila kita menemukan atau merasakan pekerjaan kita mengalami kegagalan maka kita pun patut bersukur. Lho? karena ini berarti jatah gagal kita sudah berkurang satu alias sukses telah dekat.
Jadi, bila gagal masuk jurusan IPA bukan berarti hidup gagal pula, justru kesuksesan bisa jadi ditemukan kala kita berkali-kali bangkit dari kegagalan di jurusan IPS. Bagaimana pendapat Anda?
Don’t try to fix the students, fix our selves first. The good teacher makes the poor student good and good student superior. When our student fail, we, as teachers, too, have failed. (Marva Collins).
Jika Anda seorang guru atau paling tidak Anda pernah mengajar, Anda pasti akan tahu bagaimana rasanya memandang wajah siswa-siswa yang tak termotivasi untuk belajar. Menyebalkan dan bikin frustasi. Seringkali kita ingin sekali mendekat kepada mereka lalu membisikkan kata-kata macam ini (atau bahkan berteriak?), “Saya menyerah. Saya tak tau lagi harus bagaimana. Saya sama sekali tak bisa memotivasi kamu untuk belajar!”

Saat Anda merasa sudah seperti ini (dan pasti Anda akan atau bahkan sudah dan sedang merasakannya, jika Anda adalah seorang guru), adalah sangat penting untuk selalu mengingat bahwa bagi siswa, pembelajaran kita hanyalah sebagian kecil komponen dalam kehidupan mereka (Luce, 1990). Ingatlah bahwa mereka juga mengikuti mata pelajaran yang lain dengan guru-guru yang lain, punya banyak PR, harus ikut kursus atau les, berteman, bermain, berorganisasi, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tertentu, dan bahkan mungkin bekerja sepulang sekolah. Singkat kata, mereka selalu terlibat dalam kehidupan yang amat kompleks yang akan berimbas pada berapa banyak energi dan atensi yang dapat mereka berikan pada pembelajaran kita.
Satu lagi, adalah sangat penting untuk selalu mengingat  bahwa ada suatu kenyataan tentang keterbatasan guru untuk memotivasi siswa untuk belajar. Tetapi, ingatlah selalu untuk terus berupaya sekuat kemampuan kita. Mungkin suatu waktu kita dapat merasa frustasi, lelah, dan ingin menyerah. Setiap saat, setiap kesempatan, ada sangat banyak jenis tekanan yang dapat menjatuhkan dan melemahkan motivasi belajar siswa. Jika kita selalu berupaya sebaik mungkin untuk memotivasi mereka untuk terus belajar, yakinlah seumur hidup mereka, mereka takkan pernah melupakan upaya Anda.

Kamis, 14 Oktober 2010

Cara Bermain dan Cheat Point Blank Indonesia

Point Blank Indonesia merupakan game taktis perang (tactical first-person shooter - FPS) yang dikembangkan oleh Zepetto dan dipublikasikan oleh NCsoft. Diedarkan di South Korea, Thailand, Indonesia, dan Russia. Di Indonesia, dipublikasikan oleh PT. KREON dan Zepetto yang beralamat di 16th floor - Menara Jamsostek - Jakarta Selatan - Indonesia, bekerjasama dengan Gemscool. Hampir sama dengan gem taktis lainnya. Gem ini bukan gem perang antar kapal seperti USS Rhode Island (BB-17) sebagai kapal perang dari jenis Virginia-class battleship yang dimiliki oleh United States Navy. Gem ini adalah perang orang per orang atau kelompok. Game ini harus didownload gratis di website Point Blank Indonesia http://pb.gemscool.com, lalu di instal di komputer sendiri. Setelah itu siap-siap deh menemui petualangan seru dalam berperang. Tapi jangan lupa makan dan shalat ya! Cara Bermain Point Blank Indonesia Bagi Pemula 1. Tekan dua kali pada ikon pintas PB pada desktop Anda. 2. Sistem kemudian meminta Anda untuk menunggu sampai launcher disiapkan. 3. Begitu jendela launcher siap, tekan UPDATE. 4. Biarkan proses update berjalan (bila ada), sampai selesai. 5. Ketika proses update selesai maka tombol UPDATE yang tadi Anda tekan akan berubah menjadi tombol START. Tekan START. 6. Ups, ternyata ada pesan “Tolong klik tombol Check” muncul. Nah, perlu dijelaskan bahwa, bila Anda baru saja menginstal / mengupdate game Point Blank Online, maka dibutuhkan pengecekan file sekali untuk memastikan segalanya lancar. Silahkan klik OK dan klik tombol CHECK. 7. Begitu pengecekan file selesai, maka Anda boleh menekan tombol START lagi dan mulai memasuki ke dalam layar login. Perlu diingat, bahwa pengecekan bisa dilakukan kapan pun, dan ini diwajibkan melakukan sekali setelah Anda menginstal game ataupun setelah proses update dari server Point Blank. 8. Silakan memulai permainan Point Blank Online begitu layar login tersedia. Selamat mencoba ^_^! Download Point Blank Indonesia di http://pb.gemscool.com Lihat sebelah kanan atas ada Download Pilih/klik Client and Patch File Full Client berukuran 465 MB Bisa juga memilih mendownload Partial Patch berukuran 1,96 MB Atau memilih download Full Patch Download berukuran 50,7 MB Petunjuk Download : Sebelum bermain gem ini pastikan kemampuan/spesifikasi minimum program, Pentium 4 2,4 GHz, AMD Athlon, 2500+, RAM 512 MB, VGA 128 MB, Install DirectX 9.0.c dan update driver Graphic, baca petunjuk selanjutnya saat mendownload game tersebut di website resminya Cheat Point Blank Indonesia Point Blank Cheat bagi pemain di Indonesia masih sering digunakan. Misalnya beberapa bisa didownload cheat point blank di beberapa website. Beberapa cheat pb tidak perlu didownload, cheat ini merupakan trik sebagian memang disediakan oleh pengembang gem tetapi disembunyikan di beberapa tempat/area. Cheat Unlimited Ammo (amunisi tidak terbatas) Downloadlah Hide Toolz Downloadlah Moonlight Engine Jalankan Moonlight engine, lalu jalankan Hide Toolz Jalankan PointBlank.exe Attach process to moonlight engine Downloadlah Hide Toolz dan Downloadlah Moonlight Engine (gunakan kata kunci ini di google), maka akan muncul web-web penyedia file tersebut seperti : www.xdowns.com www.filestube.com www.topshareware.com woodmann.com www.indowebster.com www.gamerzplanet.net Tapi HATI-HATI... Kadang filenya bohongan lho Alias ga bisa dipakai atau kunjungi website di bawah ini untuk lebih jelasnya : Sumber : cheatscodesguides.com cheatgame.info kinjeng.net www.websurfingguide.com/hide_toolz/blogs.htm pb.gemscool.comwiki english Point Blank pb Indonesia