Suatu
hari ada test IQ di sebuah SMA. Dari hasil yang diperoleh ada hasil
yang mengagetkan. Ada 2 orang yang dibandingkan hasilnya, sebut saja si x
dan y. Ternyata IQ si x lebih tinggi daripada si y. Padahal dalam
pelajaran sehari-hari si y kelihatan lebih cerdas, daya serap belajarnya
lebih tinggi, hasil ulangannya juga jauh lebih baik daripada si x. Apa
yang salah dari semua hal ini?
Si y nilai matematikanya sangat bagus. Si x seringkali mengeluh dengan
pelajaran matematika. Ketika si x ditanya bagaimana cara belajar
matematikamu di SMP? Maka si x menjawab,”Saya jarang belajar matematika
ketika di SMP” Nah itulah yang menjadi masalah sebenarnya. Di SMP si x
jarang belajar matematika, apalagi latihan soal. Seberapapun rajinnya di
SMA dia akan merasa lebih sulit mempelajari matematika dibandingkan
dengan si y.
Adakah peluangnya si x mengalahkan si y dalam matematika? Tentu saja ada. Asalkan si x benar-benar mau rajin belajar. Jika perlu si x banyak latihan soal-soal matematika SMP terlebih dahulu. Seandainya si x IQ nya sama dengan si y apakah dia mampu mengalahkan si Y dalam matematika? Tetap saja bisa asalkan jam belajar si x lebih banyak dibandingkan dengan si y. Maksudnya jam belajar ini bukan jam belajar sehari-hari. Bukan misalnya si y setiap hari belajar 3 jam kemudian si x belajar 4 jam. Tentunya bukan itu. Akan tetapi jumlah kumulatif jam belajarnya sejak SMP. Misalkan sejak SMP si y sudah mempelajari matematika 1000 jam. Maka untuk mengalahkan si y, si x harus belajar sampai 1200 jam. Untuk itu maka perlu proses dan memakan waktu yang cukup. Jika anda ingin mengetahui proses belajar matematika sampai sukses, silakan klik di sini .
Suatu hari ada orang tua siswa yang mengadukan masalahnya kepada saya. “Pak, anak saya ini sudah rajin belajar, bahkan seringkali pulang larut malam, karena belajar bersama di SSC. Tapi sampai sekarang nilai TO-nya hanya 20. Padahal SNMPTN tinggal beberapa hari lagi.” Memang benar si anak sangat rajin belajar. Saya juga melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa si anak ini masih sering di SSC sampai malam dan benar-benar belajar. Jadi, apa yang dikatakan orang tuanya kepada saya tidak bohong. Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya, hanya saja saat itu saya tidak langsung berani menjawab dengan frontal, takut tersinggung. Saat itu si anak juga ada di depan saya, jadi saya langsung menanyakan kepada si anaknya,”Waktu kelas 1 dan 2 SMA bagaimana cara belajarmu?” Maksudnya di sini adalah belajar sendiri, bukan belajar di sekolah. Dengan polos si anak menjawab,”Saya tidak pernah belajar ketika di kelas 1 dan 2.” Nah itu adalah penyebab yang sebenarnya. Jadi bisa dikatakan anak ini ingin menamatkan SMA hanya dalam 1 tahun. Tentu saja sangat sulit. Kenapa saya katakan ingin menamatkan SMA dalam 1 tahun? Karena dia belajarnya hanya di kelas 3 SMA. Tentu saja kelas 3 SMA hanya 1 tahun bukan? Bukankah di kelas 1 dan 2 dia tidak mau belajar?
Nah, jadi kepada semua pembaca, kemampuan seseorang biasanya diperoleh dari proses yang berulang-ulang. Seorang petinju memiliki badan yang kekar karena dia latihan terus menerus. Orang yang jarang latihan lama-kelamaan kemampuannya akan berkurang. Orang yang jarang berjalan, suatu saat akan lumpuh. Orang yang jarang berfikir, suatu saat akan pikun. Ibaratnya Tuhan akan mencabut kemampuan manusia karena manusia tidak menggunakan kemampuan itu, jadi Tuhan melihat kemampuan itu tidak dibutuhkan, sehingga dicabut sedikit demi sedikit.
Bayi yang biasa dinaikan di kereta dorong, kemampuan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan yang tidak. Kepompong yang hampir berubah menjadi kupu-kupu, jika dibantu membuka kepompongnya malah akhirnya tidak bisa terbang. Seseorang anak kecil yang terbiasa hidup steril dari kecil, ketika besarnya malah gampang sakit, sangat berbeda dengan anak kecil yang terbiasa bermain di lumpur. Banyak dari sisi kehidupan ini yang semuanya berasal dari proses.
Jadi dari sekarang, rajin-rajinlah belajar. Jika anda rajin dari sekarang, anda akan menuai kesuksesan di masa mendatang. Anda akan memperoleh kemudahan 3 atau 4 tahun mendatang. Jika anda malas dari sekarang maka anda akan memperoleh akibat buruk beberapa tahun mendatang. Selamat mencoba.
Adakah peluangnya si x mengalahkan si y dalam matematika? Tentu saja ada. Asalkan si x benar-benar mau rajin belajar. Jika perlu si x banyak latihan soal-soal matematika SMP terlebih dahulu. Seandainya si x IQ nya sama dengan si y apakah dia mampu mengalahkan si Y dalam matematika? Tetap saja bisa asalkan jam belajar si x lebih banyak dibandingkan dengan si y. Maksudnya jam belajar ini bukan jam belajar sehari-hari. Bukan misalnya si y setiap hari belajar 3 jam kemudian si x belajar 4 jam. Tentunya bukan itu. Akan tetapi jumlah kumulatif jam belajarnya sejak SMP. Misalkan sejak SMP si y sudah mempelajari matematika 1000 jam. Maka untuk mengalahkan si y, si x harus belajar sampai 1200 jam. Untuk itu maka perlu proses dan memakan waktu yang cukup. Jika anda ingin mengetahui proses belajar matematika sampai sukses, silakan klik di sini .
Suatu hari ada orang tua siswa yang mengadukan masalahnya kepada saya. “Pak, anak saya ini sudah rajin belajar, bahkan seringkali pulang larut malam, karena belajar bersama di SSC. Tapi sampai sekarang nilai TO-nya hanya 20. Padahal SNMPTN tinggal beberapa hari lagi.” Memang benar si anak sangat rajin belajar. Saya juga melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa si anak ini masih sering di SSC sampai malam dan benar-benar belajar. Jadi, apa yang dikatakan orang tuanya kepada saya tidak bohong. Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya, hanya saja saat itu saya tidak langsung berani menjawab dengan frontal, takut tersinggung. Saat itu si anak juga ada di depan saya, jadi saya langsung menanyakan kepada si anaknya,”Waktu kelas 1 dan 2 SMA bagaimana cara belajarmu?” Maksudnya di sini adalah belajar sendiri, bukan belajar di sekolah. Dengan polos si anak menjawab,”Saya tidak pernah belajar ketika di kelas 1 dan 2.” Nah itu adalah penyebab yang sebenarnya. Jadi bisa dikatakan anak ini ingin menamatkan SMA hanya dalam 1 tahun. Tentu saja sangat sulit. Kenapa saya katakan ingin menamatkan SMA dalam 1 tahun? Karena dia belajarnya hanya di kelas 3 SMA. Tentu saja kelas 3 SMA hanya 1 tahun bukan? Bukankah di kelas 1 dan 2 dia tidak mau belajar?
Nah, jadi kepada semua pembaca, kemampuan seseorang biasanya diperoleh dari proses yang berulang-ulang. Seorang petinju memiliki badan yang kekar karena dia latihan terus menerus. Orang yang jarang latihan lama-kelamaan kemampuannya akan berkurang. Orang yang jarang berjalan, suatu saat akan lumpuh. Orang yang jarang berfikir, suatu saat akan pikun. Ibaratnya Tuhan akan mencabut kemampuan manusia karena manusia tidak menggunakan kemampuan itu, jadi Tuhan melihat kemampuan itu tidak dibutuhkan, sehingga dicabut sedikit demi sedikit.
Bayi yang biasa dinaikan di kereta dorong, kemampuan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan yang tidak. Kepompong yang hampir berubah menjadi kupu-kupu, jika dibantu membuka kepompongnya malah akhirnya tidak bisa terbang. Seseorang anak kecil yang terbiasa hidup steril dari kecil, ketika besarnya malah gampang sakit, sangat berbeda dengan anak kecil yang terbiasa bermain di lumpur. Banyak dari sisi kehidupan ini yang semuanya berasal dari proses.
Jadi dari sekarang, rajin-rajinlah belajar. Jika anda rajin dari sekarang, anda akan menuai kesuksesan di masa mendatang. Anda akan memperoleh kemudahan 3 atau 4 tahun mendatang. Jika anda malas dari sekarang maka anda akan memperoleh akibat buruk beberapa tahun mendatang. Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar