Senin, 11 Januari 2010

GURU BERWIBAWA

GURU YANG BERWIBAWA
Oleh : Abdul Afif
Nim : 090513615


Aku ingin menjadi seorang guru yang berwibawa tentunya. Namun, tetap dekat dan bersahabat dengan siswa. Apalagi selama ini sebagian besar guru kimia dianggap killer okeh siswa-siswanya. Jadi, dengan kedekatan itu, saya ingin mengubah persepsi siswa-siswa tentang guru kimia. Guru tanpa wibawa akan diremehkan murid tetapi bila tidak bersahabat dengan murid maka murid akan takut, jauh serta benci pada kita. Guru yang berwibawa tapi bersahabat dengan murid yang kumaksudkan adalah guru yang dekat dengan murid dan komunikasinya juga baik, namun murid tetap hormat dan tidak meremehkan karena kedekatannya itu. Walau antara guru dengan murid dekat, namun masih ada semacam batas di antara mereka, mungkin dari segi bahasa atau dari perilaku saat berbincang-bincang. Selain itu, aku juga ingin menjadi guru kimia yang kreatif agar murid tidak bosan dalam mengikuti pelajaran dan mereka menjadi senang terhadap kimia. Hal tersebut karena banyak siswa yang tidak suka terhadap kimia, salah satu alasannya yaitu karena kimia itu sulit. Dengan menjadi guru yang kreatif, saya bisa menciptakan kreasi-kreasi baru dalam mengajar sehingga siswa tertarik dan mulai menyukai kimia. dengan ketertarikan itu, mereka akan lebih rajin dalam belajar sehingga menganggap kimia tidak sulit lagi, bahkan menyukainya.
Kini, sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman, para guru ditantang untuk lebih aspiratif, kreatif, eksploratif, proaktif, dan inovatif. Dengan kata lain, guru diharapkan menjadi bermutu,berwibawa dan profesional.Para guru, kini memasuki masa transisi bukan saja karena adanya tuntutan administratif yang harus ditangani secara rutin, adanya perubahan/pergantian kurikulum dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan tetapi karena perubahan pola pikir, tingkah laku para siswa sebagai manusia yang hidup dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Di zaman yang serba cepat dan instant, yang memunculkan berbagai risiko yang melampaui antisipasi kita yang hampir dapat dipastikan akan membawa perubahan-perubahan dalam dunia siswa dengan seluruh alam pikiran, kepribadian dan idealismenya sebagai akibat kemajuan informasi dan teknologi (baca; globalisasi) tersebut, guru hendaknya terus melengkapi dirinya dengan sejumlah kompetensi yang memadai agar penampilannya di depan kelas, dalam proses interaksinya, ragam metode serta pendekatan pedagogik yang digunakan relevan dengan perubahan yang terjadi tersebut. Maka benar sekali apa yang dikatakan Patrice, dalam situasi yang demikian, tidak hanya diperlukan kemampuan beradaptasi sesaat terhadap perubahan yang terjadi, tetapi dibutuhkan kemampuan dan kemauan untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi secara maksimal dan terus-menerus.
Dalam sebuah pendidikan seorang guru adalah sosok yang berjasa untuk negara, mereka mempunyai sikap, perilaku yang patut untuk dicontoh muridnya. Seperti kata orang jawa kata ‘guru’=digugu lan ditiru. Sifat-sifat mereka antara lain; rajin, penyayang, tegas, sabar, adil, pintar, dan berwibawa. guru yang rajin akan menjadi panutan murid, sehingga para murid akan semangat dalam belajar. Seorang Guru yang penyayang pada murid-muridnya adalah yang menjadi pusat perhatian siswa-siswanya. Tapi kadang-kadang seorang guru harus bersikap tegas terhadap muridnya untuk melatih kedisiplinan dan kepatuhan murid. Tapi seorang guru itu adalah sosok yang sabar dalam menghadapi murid-muridnya. : Sifat sabar bagi seorang guru adalah kunci kesuksesan dalam pembelajaran. Dan rasa adil yang diberikan guru adalah cermin jiwa yang bersahaja yang membuat para siswa kagum terhadapnya. Bagi siswa guru adalah sosok yang pintar yang tahu tentang segala-galanya. Juga pembawaan guru yang berwibawa akan menjadikan murid untuk selalu hormat dan patuh terhadap guru. Selain itu perilaku-perilaku guru yaitu selalu rapi dan sederhana membuat para siswa tambah kagum akan sosok seorang guru. Karena seorang guru adalah sosok yang selalu rapi dalam kegiatan belajar mangajar dikelas. Dan Penampilan sederhana seorang guru menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-muridnya. Bagi bagi bapak ibu guru, guru tanpa buku adalah bagai kapal tanpa arah. Karena, Buku adalah penunjang penting bagi guru dalam pembelajaran.
Tempat guru otoritatif batas dan kontrol pada siswa, tetapi sekaligus mendorong kemerdekaan. . Guru ini sering kali menjelaskan alasan di balik peraturan dan keputusan. Jika siswa mengganggu, guru menawarkan sopan, tapi tegas, menegur. Guru ini kadang-kadang keluar metes disiplin, tetapi hanya setelah mempertimbangkan secara seksama keadaan.
Guru otoritatif juga terbuka untuk interaksi verbal cukup besar, termasuk perdebatan kritis. Para mahasiswa tahu bahwa mereka dapat mengganggu guru jika mereka memiliki pertanyaan atau komentar yang relevan. . Lingkungan ini menawarkan kesempatan para siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan komunikasi.
Ms Smith mencontohkan gaya ajaran otoritatif. Dia pameran yang hangat dan memelihara sikap terhadap siswa dan mengungkapkan minat yang tulus dan kasih sayang. Kelasnya penuh dengan pujian dan dorongan. Dia sering menulis komentar tentang pekerjaan rumah dan menawarkan komentar positif kepada siswa. Otoritatif ini guru mendorong mandiri dan kompeten perilaku sosial dan menumbuhkan motivasi berprestasi lebih tinggi. Sering kali, ia akan membimbing para siswa melalui proyek, daripada memimpin mereka. Seorang siswa bereaksi terhadap gaya ini: Aku suka guru ini. Dia adalah adil dan memahami bahwa siswa tidak dapat sempurna. Dia adalah jenis guru Anda dapat berbicara dengan tanpa meletakkan atau merasa malu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Judul :
Alamat : http://www.bsu.edu/web/tmscruggs/Authoritative.htm
Penulis :
2. Judul :
Alamat : yk-edu.org/e.../21112009134337_30_kata_kalima_dan_karangan.doc
Penulis :
3. Judul : Profil guru yang kuinginkan
Alamat : http://blog.math.uny.ac.id/sitisubekti/2009/12/01/profil-guru-yang-kuinginkan/
Penulis :
4. Judul : Menjadi guru yang berwibawa
Alamat : http://thithaemka.blogspot.com/2009/11/menjadi-guru-yang-berwibawa.html
Penulis : Y. Priyono Pasti

1 komentar: