Selasa, 21 Desember 2010

MAKNA OJO DUMEH

udul diatas adalah motto hidup yang pernah aku tuliskan pada buku Tugas Akhir saat kuliah . Ungkapan itu begitu bermakna bagiku. “Ojo dumeh” sangat sulit kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalaupun bisa agak aneh dan kurang dalam maknanya. Secara harfiah, “Ojo dumeh” itu artinya “jangan karena”, aneh bukan?
Padahalah maknanya begitu dalam.
Ada sebuah cerita yang dulu pernah aku dengar dari guru ngajiku waktu di kampung. Ceritanya tentang seorang tokoh yang amat disegani di daerahnya. Beliau sangat kaya, dan baik hati. Pernah guru ngaji ku itu bertamu kerumah beliau. Bagus sekali rumahnya, bertingkat tiga, halamannya luas dan perabot rumahnya bagus – bagus. Tapi bukan itu yang ingin kuceritakan. Satu hal yang membuat guru ngajikau takjub adalah tulisan didepan pintu ketika mau keluar. Disitu tertulis dengan huruf besar “OJO DUMEH”. Gurukupun tertegun apa maksudnya?
Dan gurukupun bertanya pada si empunya rumah. “ Pak, kok ada tulisan ojo dumeh didepan pintu, maksudnya apa?
Beliaupun menjawab dengan tenang. “ Rumah ini milik Saya, dan saya boleh merasa berkuasa disini. Semua barang – barang yang ada dirumah ini adalah milik Saya. Tapi ketika Saya melangkah keluar dari rumah ini Saya bukan apa – apa dan Saya buka siapa –siapa. Ojo dumeh memberikan kepada Saya suatu pelajaran bahwa kita tidak boleh sombong, tidak boleh merasa paling hebat, paling dikdaya dan sebagainya. Kita semua sama, hanya nasib saja yang membedakan. Oleh Allah, saya dikaruniai banyak harta dan jabatan, tetapi semua itu bukan milik Saya. Itu hanya amanah yang diberikan kepada Saya. Oleh karena itu Saya tidak boleh “Dumeh” . Dumeh kaya Saya jadi sombong, Tidak, tidak demikian, saya harus membagi harta saya kepada orang lain yang membutuhkan”.
Itu mungkin salah satu dari makna Ojo Dumeh, yang kurang lebih artinya kita tidak boleh sombong. Tapi menurutku, tidak sebatas itu arti dari Ojo Dumeh. Kalau kita tidak kaya, tidak punya jabatan, apakah tidak boleh punya motto ‘Ojo Dumeh”?. Menurutku, meskipun kita miskin, kita juga harus bilang ke diri kita “ Ojo dumeh kita miskin, trus kita pesimis, tidak punya semangat hidup dll. Boleh kita miskin, tetapi miskin yang terhormat. Jangan sampai karena kemiskinan itu membuat kita kufur dari nikmat Allah. Jangan karena miskin trus kita jadi peminta – minta. Itu namanya miskin yang tidak terhormat.”
Dan masih banyak lagi sebenarnya makna Ojo Dumeh itu. Tapi intinya kita jangan terbelenggu oleh keaadan yang sekarang ada pada diri kita. Kita harus tetap optimis menjalani hidup. Kita harus seimbang dalam bersikap. Ojo Dumeh, Jangan Karena…

2 komentar:

  1. Kalau baca konteks kalimatnya, mungkin bisa kita pakai 'jangan mentang-mentang' untuk padanan kata bagi 'ojo dumeh'

    Ojo dumeh lebih bersifat 'mengingatkan' untuk sesuatu yang negatip, tapi kalau untuk 'ojo dumeh miskin' - kayaknya gak gitu tepat.

    Untuk 'miskin' mungkin agak lebih tepat kalau memakai kata 'meskipun' atau 'walaupun' - beda rasa bahasanya dengan 'ojo dumeh' mestinya ya?

    BalasHapus
  2. 'ojo dumeh' berasal dari bahasa jawa
    ojo = jangan
    dumeh = sombong/suka pamer
    ojo dumeh = jangan(lah) sombong
    sedang bahasa jawanya 'jangan karena' itu OJO KERONO..
    kalau kata 'ojo dumeh' di artikan 'jangan karena' itu berasal dari bahasa mana?

    BalasHapus