Salah satu pertanyaan terbesar dalam bidang ilmu biologi adalah:
bagaimana sel menua? Saat ini, para ilmuwan dari Salk Institue for
Biological Studies melaporkan bahwa mereka menemukan kelemahan dari
salah satu komponen yang menyebabkan terjadinya penuaan pada sel otak.
Para ilmuwan tersebut menemukan beberapa protein yang disebut sebagai
protein berumur sangat panjang (extremely long-lived proteins/ELLPs).
Protein ini ditemui pada permukaan inti sel neuron dan yang mengejutkan
adalah memiliki waktu hidup jauh lebih lama dibanding protein-protein
lainnya di dalam tubuh.Apabila kebanyakan protein dalam tubuh
hanya berumur sekitar dua hari, para peneliti ini menemukan bahwa ELLPs
pada otak tikus memiliki umur yang tidak jauh berbeda dengan umur
organisme itu sendiri. Penemuan mereka ini telah dipublikasikan pada
jurnal Science. Peneliti tersebut pertama-tama menemukan suatu
“mesin” intraselular yang esensial dimana salah satu komponennya adalah
protein. Mereka berasumsi bahwa protein ini tidak tergantikan selama
berada pada “mesin” tersebut.
ELLPs membentuk saluran transportasi
pada permukaan inti sel yang dapat diibaratkan sebagai pintu yang
mengatur bahan-bahan kimia yang masuk dan keluar. Tidak seperti protein
lainnya di dalam tubuh, ELLPs tidak digantikan selama masih mengalami
aktivitas yang normal, dan tidak mengalami modifikasi kimia atau
kerusakan lainnya.
Kerusakan pada ELLPs dapat melemahkan kemampuan
saluran transportasi tiga dimensi yang terdiri atas protein-protein
ini. Apabila ELLPs yang berperan sebagai pelindung sel dari toksin ini
rusak, maka selanjutnya toksin tersebut akan mengubah struktur DNA sel
dan mengganggu aktivitas gen, sehingga menyebabkan terjadinya penuaan
sel.
Pada kebanyakan sel makhluk hidup, kecuali neuron, sel
melawan kerusakan fungsional yang disebabkan oleh perubahan struktur
protein. Sehingga protein-protein tersebut perlu diganti dengan protein
yang baru yang memiliki fungsi sesuai dengan sebelumnya. Menurut Martin
Hetzer, seorang professor di Salk’s Molecular and Cell Biology
Laboratory yang merupakan ketua tim peneliti ini, kerusakan pori-pori
inti sel kemungkinan merupakan mekanisme utama terjadinya kerusakan
fungsi inti sel yang berkaitan dengan usia.
Penemuan ini semakin
membuktikan pemahaman saat ini akan relevansi dari sifat penuaan dari
molekul tertentu pada sel dengan kelainan-kelainan neurodegeneratif
seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Disarikan dari ScienceDaily.Com
Sumber gambar: http://www.sciencedaily.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar