GaneshaOperation.
Ujian nasional yang hasilnya diumumkan pada Senin (26/4/2010) kemarin
mengejutkan banyak pihak, terutama orangtua siswa, guru, kepala sekolah,
dan siswa yang bersangkutan. Ini antara lain disebabkan meningkatnya
jumlah siswa yang tidak lulus.
Daerah yang paling banyak siswanya
tidak lulus dan harus mengulang ujian nasional (UN) adalah Nusa
Tenggara Timur sebanyak 18.333 orang, Jawa Tengah 13.914 orang, Nusa
Tenggara Barat 9.086 orang, dan Sulawesi Selatan 8.451 orang.
Secara
nasional, dari 1.522.162 peserta, ada 154.079 peserta yang harus
mengikuti UN ulang pada 10-14 Mei.
Ujian tahun ini juga diwarnai
banyaknya sekolah yang siswanya 100 persen tidak lulus UN. Di Kabupaten
Cilacap, Jawa Tengah, misalnya, ada tiga SMA yang angka kelulusannya
nol, yaitu SMA Kampung Laut, SMA Bahari, dan SMA Jenderal Soedirman.
Kepala
Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Cilacap Marjaka, Senin,
mengatakan, jumlah siswa dari ketiga SMA yang tidak lulus semua itu
hanya sedikit, yakni 88 siswa. SMA Bahari dan SMA Jenderal Soedirman,
contohnya, siswa peserta UN di kedua sekolah itu masing-masing hanya 10
dan 18 siswa.
Namun, untuk SMA Kampung Laut, Marjaka mengakui,
memang cukup mengkhawatirkan karena tak satu pun dari 60 siswa kelas
tiga di sekolah itu yang lulus UN. Tahun lalu pun hanya 50 persen siswa
di sekolah itu yang lulus UN.
"Para siswa dari ketiga sekolah ini
harus mengulang semua mata pelajaran," katanya.
Enam sekolah Di
Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, ada enam madrasah aliyah (MA) yang
tidak satu pun siswanya lulus UN. Sementara di Sulawesi Tengah,
Kabupaten Sigi yang merupakan kabupaten pemekaran terbaru, tingkat
kelulusannya hanya 46 persen.
"Kami langsung melakukan pertemuan
dengan pihak-pihak terkait untuk membahas persiapan ujian susulan," kata
M Mithar, Ketua Panitia UN Kabupaten Majene.
Keenam madrasah
yang siswanya tidak lulus 100 persen adalah Madrasah Aliyah Daru Da’wah
wal Irsyad (DDI) Kampung Baru, MA Tande, MA DDI Baruga, MA Limboro, MA
Simullu, dan MA Rangas. Ada pula SMK 2 Majene yang jumlah siswa yang
lulus hanya 128 dari 700 peserta.
Sementara di Sulteng, Kabupaten
Sigi menempati urutan teratas yang persentase kelulusannya rendah. Di
kabupaten pemekaran baru ini, dari 3.645 peserta ujian nasional, hanya
45 persen yang lulus dan sisanya 55 persen harus mengulang.
Di
Sumatera Selatan, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo
menjelaskan, di Sumsel terdapat empat SMA yang siswanya tidak lulus 100
persen untuk mata pelajaran tertentu. "Ketidaklulusan sampai 100 persen
merupakan kasus yang tidak wajar," kata Ketua Komisi V DPRD Sumsel yang
membidangi pendidikan, Bihaqqi Sofyan.
Di Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah, semua siswa peserta UN di MA Darul Amman di Kecamatan Pringsurat
tidak lulus UN. Siswa peserta UN di MA tersebut terdata 13 orang, dan
semuanya berasal dari jurusan IPS. "Kami belum mendata kegagalan siswa
terjadi pada mata pelajaran apa saja," ujar Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Temanggung Tri Marhaen Suhardono.
Menteri Pendidikan
Nasional Mohammad Nuh mengatakan, siswa tak perlu panik jika tak lulus
UN karena masih ada kesempatan untuk mengikuti UN ulang. Hasil UN pun
akan diserahkan pada masing-masing guru dan sekolah untuk diperhitungkan
dengan aspek-aspek lainnya, seperti aspek akhlak dan kepribadian, lulus
mata pelajaran yang diujikan di sekolah, dan telah merampungkan seluruh
program pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar