… Pemimpin Islam Iran beberapa minggu terakhir melancarkan kampanye yang menggelisahkan warga. Mereka mengatakan, keburukan sedang menyelimuti jalan-jalan ibu kota negara itu. Hukum Nasional Iran menetapkan, perempuan harus mengenakan penutup kepala dan semacam mukena. Namun, banyak perempuan, terutama di ibu kota, menggenakan busana yang nyaris tidak mematuhi aturan tersebut.Demikian berita dari Kompas.com hari ini. Dari berita tersebut, ada dua hal yang mengganjal pikiranku.
Pengumuman terbaru itu muncul tak lama setelah Ayatollah Kazim Sadighi, seorang ulama terkemuka, memperingatkan bahwa perempuan yang berpakaian tidak sopan menggoda para pemuda dan akibatnya dapat menimbulkan gempa bumi.
Seorang ulama lain memperingatkan warga Teheran untuk melarikan diri sebelum hukuman yang tak terhindarkan atas perilaku buruk warga menimpa kota itu. “Pergilah ke jalan-jalan dan bertobat untuk dosa-dosa Anda,” kata Aziz Ayatollah Khoshvaqt, salah satu ulama tertinggi negara, kepada para jemaah dalam sebuah kotbah baru-baru ini di Teheran utara. “Sebuah siksaan suci akan menimpa kita. Tinggalkan kota.”
Pertama, benarkah “Pemimpin Islam Iran beberapa minggu terakhir melancarkan kampanye yang menggelisahkan warga“? Mana buktinya? Aku tidak tahu dari mana Kompas mendapat berita tersebut. Sumbernya tidak disebutkan. Apakah wartawan Kompas telah melakukan pengamatan langsung di Iran? Aku meragukannya. Sebab, berita-berita semacam itu sudah lebih dulu muncul di luar negeri.
Kedua, benarkah gempa bumi (dan bencana alam lainnya) terjadi gara-gara para perempuan tidak menutupi seluruh tubuhnya (kecuali wajah dan telapak tangan)? Kalau begitu, mengapa selama ini gempa bumi lebih sering terjadi di Sumatera dan Iran daripada di Bali dan Amerika?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar